Total Tayangan Halaman

Kamis, 07 April 2011

Meningkatkan Layanan Perpustakaan Menciptakan Minat Baca Masyarakat


Membaca merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan. Membaca juga merupakan ilmu yang tidak akan pernah habis dan akan selalu berkembang. Ilmu lahir sejak keingintahuan manusia akan hal sesuatu, sehingga ilmu akan terus berkembang. Pengetahuan yang diperoleh dalam membaca akan meningkatkan harkat dan martabat, kinerja, dan produktivitas seseorang. Ilmu yang di dapatkan dalam membaca, bisa diterapkan atau diberikan kepada masyarakat yang belum mengerti akan hal sesuatu yang anda miliki. Membaca juga merupakan hal yang penting dalam meningkatkan kemajuan bangsa. Buku merupakan jendela dunia ilmu pengetahuan, tentunya untuk mengetahui apakah buku itu berkualitas atau tidak, salah satu jalan adalah harus membaca buku tersebut. Mengerti dan memahami isi bacaan adalah hal yang sangat penting untuk mengetahui apa saja yang terdapat di dalam buku bacaan, tentunya bila mengerti isi buku bacaan maka akan memberikan pengetahuan yang baru.
Minat baca dikalangan masyarakat masih sangat rendah, kurangnya minat baca dalam masyarakat dikarenakan tidak adanya waktu membaca dan langkanya buku bacaan. Pada masyarakat di perkotaan, terdapat jenis hiburan untuk menghabiskan waktu daripada membaca buku. Sedangkan pada masyarakat di daerah terpencil tidak adanya sarana dan prasarana yang memadai untuk membaca seperti buku dan perpustakaan yang masih kurang dalam hal pembaharuan buku.
Peran perpustakaan dalam menyediakan buku bacaan sangat penting keberadaannya, karena dengan adanya perpustakaan sebagian besar masyarakat umum dapat menikmati buku bacaan mereka. Tak dapat dipungkiri bahwa tingkat pengetahuan bangsa pada umumnya dan masyarakat khususnya sangatlah rendah, salah satunya disebabkan oleh kurangnya minat serta perhatian masyarakat mengenai pentingnya membaca. Tentunya hal ini dapat menjadi boomerang bagi kelangsungan perkembangan pengetahuan masyarakat, dan sudah pasti menjadi tolak ukur bagi keberadaan perpustakaan sebagai penyedia buku-buku yang berpengetahuan.
1.2 Permasalahan
Permasalahan dalam meningkatkan layanan perpustakaan untuk menciptakan minat baca masyarakat adalah rendahnya minat baca di kalangan masyarakat khususnya kalangan ekonomi rendah dan kurangnya layanan perpustakaan di daerah perkotaan maupun di daerah terpencil.
1.3 Tujuan
Tujuan artikel ini adalah untuk meningkatkan layanan perpustakaan bagi masyarakat sehingga menciptakan budaya baca di kalangan masyarakat.
II. LANDASAN TEORI
Minat baca dikalangan masyarakat masih sangat rendah, kurangnya minat baca dalam masyarakat dikarenakan tidak adanya waktu membaca dan langkanya buku bacaan. Tidak adanya waktu untuk membaca biasanya terjadi pada masyarakat yang ekonomi rendah. Masyarakat yang ekonomi rendah harus berjuang dalam hal pekerjaan untuk menghidupi keluarganya. Sebagai contoh, seorang penjual nasi pecel keliling, petani yang harus pergi kesawah pada pagi hari dan pulang sore hari, dan lain sebagainya (Agus M Irkham, 2004).
Contoh diatas merupakan kejadian yang real (nyata) yang terjadi di setiap hari. Pekerjaan tersebutlah yang membuat mereka tidak punya waktu untuk membaca buku. Bagi masyarakat kalangan ekonomi keatas mereka mempunyai waktu untuk membaca, karena pekerjaan mereka tidak terlalu berat dan tidak memakan waktu yang lama. Apalagi mereka dapat membeli buku-buku yang mereka inginkan. Tetapi pada saat ini masyarakat kalangan ekonomi keatas juga tidak adanya waktu untuk membaca, hal ini dikarenakan banyaknya tempat-tempat hiburan bagi mereka untuk menghabiskan waktu.
Menurut Arixs (2006) pada makalah yang berjudul “Enam Penyebab Rendahnya Minat Baca”. Enam penyebabnya adalah sebagai berikut :
1.         Sistem pembelajaran di Indonesia belum membuat anak-anak/siswa/mahasiswa harus membaca buku (lebih banyak lebih baik), mencari informasi/pengetahuan lebih dari apa yang diajarkan, mengapresiasi karya-karya ilmiah, filsafat, sastra dan sebagainya.
2.         Banyaknya jenis hiburan, permainan (game) dan tayangan TV yang mengalihkan perhatian anak-anak dan orang dewasa dari buku, surfing di internet walaupun yang terakhir ini masih dapat dimasukkan sebagai sarana membaca. Hanya saja apa yang dapat dilihat di internet bukan hanya tulisan tetapi hal-hal visual lainnya yang kadangkala kurang tepat bagi konsumsi anak-anak.
3.         Banyaknya tempat hiburan untuk menghabiskan waktu seperti taman rekreasi, tempat karaoke, night club, mall, supermarket dan sebagainya.
4.         Budaya baca memang belum pernah diwariskan nenek moyang kita. Kita terbiasa mendengar dan belajar berbagai dongeng, kisah, adat-istiadat secara verbal dikemukakan orangtua, tokoh masyarakat, penguasa pada zaman dulu.
5.         Para ibu, saudari-saudari kita senantiasa disibukkan berbagai kegiatan upacara-upacara keagamaan serta membantu mencari tambahan nafkah untuk keluarga, sehingga tiap hari waktu luang sangat minim bahkan hampir tidak ada untuk membantu anak membaca buku.
6.         Sarana untuk memperoleh bacaan, seperti perpustakaan atau taman bacaan, masih merupakan barang aneh dan langka.
Salah satu upaya untuk merangsang daya minat baca masyarakat yaitu dengan adanya penyediaan perpustakaan yang memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Perpustakaan merupakan pusat terkumpulnya berbagai informasi dan ilmu pengetahuan baik yang berupa buku maupun bahan rekaman lainnya yang diorganisasikan untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat (Mudjito, 2008).  Perpustakaan harus memiliki tempat khusus murid-murid Taman Kanak-kanak untuk belajar membaca dan melakukan permainan. Dalam pembelajaran murid-murid TK juga diselingi dengan adanya pemutaran film untuk anak-anak. Untuk meningkatkan minat baca, harus dimulai dari usia sangat dini karena minat ini tumbuh sebagai hasil kebiasaan membaca. Peran orangtua sangat penting dalam meningkatkan minat baca anak (Arixs, 2006).
III. PEMBAHASAN
Upaya untuk meningkatkan kecerdasan bangsa tidak harus selalu melalui jalur pendidikan formal saja, akan tetapi dapat juga melalui jalur pendidikan nonformal. Oleh karena itu, diperlukan adanya sarana komunikasi informasi ilmu pengetahuan untuk disampaikan kepada masyarakat yaitu perpustakaan (Mudjito, 2008). Dengan adanya perpustakaan masyarakat dapat memanfaatkannya sebagai sarana informasi ilmu pengetahuan dan menciptakan budaya baca. Perpustakaan memberikan layanan berupa membaca buku di tempat dan meminjam buku bacaan, sehingga masyarakat kalangan ekonomi rendah tidak perlu membeli buku dengan harga yang mahal.
Lokasi perpustakaan yang ada sekarang ini, mungkin bagi sebagian masyarakat kota sangat mudah di jangkau. Tapi bagaimana dengan masyarakat pedesaan? Tentunya mereka juga ingin menikmati fasilitas perpustakaan dan menambah pengetahuan mereka agar tidak ketinggalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada saat ini. Jauhnya jarak antara pedesaan dan kota membuat masyrakat pedesaan tidak bisa menikmati perpustakaan yang berada di kota. Oleh karena itu, badan perpustakaan harus bertindak cepat dengan meningkatkan sarana dan prasarana perpustakaan keliling yang sudah dimiliki, agar masyarakat dan pembinaan minat baca harus dilakukan pada usia dini, karena minat baca tumbuh dari kebiasaan membaca. Dari pembinaan mulai sejak dini maka akan tercipta budaya baca yang sangat tinggi di masa datang. Perpustakaan keliling harus dilakukan secara berkesinambungan, apabila tidak maka masyarakat pedesaan khususnya anak-anak akan ketinggalan informasi.
Bukan hanya perpustakaan keliling yang dilakukan tetapi membangun gedung perpustakaan di daerah pedeesaan atau pendalaman, walaupun gedung tersebut hanya dari bahan kayu. Dengan adanya perpustakaan tersebut, bisa membuat masyarakat atau anak-anak mau untuk membaca dan mengasah pengetahuan. Biasanya masyarakat atau anak-anak pedesaan atau pendalaman semangat untuk belajar sangat tinggi dibandingkan dengan anak perkotaan. Anak perkotaan sangat rendah dalam minat membaca atau belajar dikarenakan di perkotaan banyaknya jenis hiburan seperti, permainan (game) dan tayangan TV yang mengalihkan perhatian anak-anak dan orang dewasa dari buku, bahkan internet yang di salah gunakan oleh kalangan anak-anak dan orang dewasa. Sedangkan di pedesaan atau pendalaman hanya sedikit hiburan bahkan mungkin tidak ada sama sekali hiburan seperti di perkotaan. Hal inilah yang harus diperhatikan oleh badan perpustakaan dan pemerintah daerah khususnya, dari sini akan tercipta budaya baca yang sangat tinggi.
Salah satu selogan perpustakaan adalah “Selangkah menuju perpustakaan, sejuta ilmu didapat”. Selogan ini tentunya harus selaras dengan keberadaan suatu perpustakaan itu sendiri. Menurut pendapat beberapa masyarakat, buku-buku yang tersedia di perpustakaan kebanyakan sudah tidak terlalu penting lagi untuk dibaca, dalam artian bahwa buku yang ada sudah sangat ketinggalan informasinya. Seharusnya perpustakaan mampu menyediakan buku-buku terbaru guna mengikuti perkembangan zaman modern. Keanekaragaman koleksi buku-buku dan informasi yang berkualitas dan sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat, hal ini akan dapat mendorong minat masyarakat untuk berkunjung dan memanfaatkan layanan jasa perpustakaan.. Zaman modern saat ini penuh dengan teknologi yang sangat canggih dan akan selalu berkembang. Salah satu contoh adalah banyaknya jasa warnet menyediakan internet yang mencakup tentang informasi berbagai hal yang ada di dunia, hal ini membuat masyarakat atau mahasiswa lebih tertarik untuk menikmati akses internet karena lebih cepat mendapatkan informasi dan terbaru, daripada membaca buku yang sudah beberapa kali dibaca.
Perpustakaan harus dapat menyediakan sarana dan prasarana dimana pustakawan dan pengguna perpustakaan dapat menggunakan Internet. Dalam hal ini, perpustakaan menyediakan sejumlah komputer sebagai terminal yang terhubung ke Internet. Penyediaan layanan akses ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang bersumber dari Web, yang diperlukan untuk mendukung kegiatan proses belajar-mengajar, pencarian data, penelitian dan lain sebagainya. Penggunaan jasa internet ini perlu pengontrolan dari pustakawan, agar pengguna internet ini tidak membuka situs-situs yang merusak moral. Dengan adanya internet ini, perpustakaan akan terus didatangi masyarakat dalam hal mencari informasi dan sekaligus menjadi tempat membaca yang ideal bagi masyarakat yang mendatangi perpustakaan. Permasalahan yang lain adalah koleksi buku yang lambat diperbaharui atau ketinggalan informasi. Hal ini yang membuat masyarakat jarang mendatangi perpustakaan, masyarakat lebih memilih jasa internet untuk mencari informasi. Sebaiknya perpustakaan menyediakan buku-buku terbaru sesuai dengan perkembangan zaman, agar masyarakat lebih tertarik untuk membaca.
Perubahan-perubahan tidak hanya dilakukan oleh badan perpustakaan, tetapi perubahan harus dilakukan oleh masyarakat. Perubahan tersebut adalah kesadaran peminjaman buku perpustakaan. Pada makalah yang berjudul “Banyak dikunjung Mahasiswa, Satu Tahun 100 Buku Tak Kembali”, dalam makalah tersebut berisi Setiap tahun kata lebih 100 buku tak dikembalikan peminjam atau hilang. Setiap bulannya, buku yang hilang bisa mencapai 20 sampai 30 buku (Mukhransyah, 2006). Mahasiswa atau masyarakat seharusnya menyadari bahwa buku-buku yang mereka pinjam merupakan masa depan bangsa Indonesia. Berarti mahasiswa atau masyarakat yang meminjam buku dan tidak mengembalikannya merupakan salah satu oknum yang membuat generasi Indonesia tidak berkembang dalam hal membaca dan tidak menutup kemungkinan Indonesia akan terus tertinggal oleh negara lain yang tingkat kepintarannya terus berkembang.
Perpustakaan juga perlu mengadakan sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat umum mengenai budaya membaca. Sosialisasi atau penyuluhan dilakukan pada daerah pedesaan yang relatif masyarakatnya banyak yang tidak bisa membaca, khususnya dalam lingkungan keluarga yang tidak mampu atau ekonomi rendah. Masyarakat yang tidak bisa membaca atau buta huruf mudah sekali tertipu oleh oknum-oknum yang memanfaatkannya. Hal seperti inilah yang sering sekali dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang ingin menipu. Dengan adanya sosialisasi atau penyuluhan tentang arti membaca, maka masyarakat yang tidak bisa membaca akan memahami akan arti pentingnya membaca dalam kehidupan sehari-hari. Agar sosialisasi atau penyuluhan berjalan dengan lancar dan terus menerus bekerja, maka dibutuhkan suatu karyawan yang mau untuk bekerja di daerah pedesaan atau pendalaman yang jauh dari kota. Dalam hal ini Badan Perpustakaan bersedia memberikan pesangon atau gaji kepada karyawan sesuai dengan kebutuhan hidup di pedesaan atau pendalaman. Dan juga adanya pembangunan perpustakaan sederhana yang di dukung dengan buku-buku yang berkualitas. Masyarakat tidak perlu lagi mengeluarkan biaya yang mahal untuk membeli buku tetapi dapat membaca buku dengan gratis tanpa biaya di perpustakaan sederhana tersebut.
Untuk di daerah perkotaan, perpustakaan perlu mengadakan terobosan guna menarik para masyarakat untuk membaca. Mungkin dengan diadakannya jalan santai yang dapat diikuti oleh semua kalangan masyarakat dan adanya hadiah yang menarik. Sebelum memberikan hadiah bagi yang beruntung, Kepala Perpustakaan memberikan sosialisasi kepada kalangan masyarakat tentang pentingnya membaca dan pihak perpustakaan membagikan buku-buku yang bermanfaat kepada masyarakat yang mengikuti jalan santai dengan gratis. Lambat laun dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat akan arti penting membaca. Bukan hanya jalan santai yang diselenggarakan tetapi adanya suatu perlombaan karya tulis pada kalangan anak SD, SMP, SMA, Mahasiswa, dan masyarakat.. Dengan adanya perlombaan karya tulis maka akan tumbuh generasi-generasi yang peduli akan arti penting membaca.
Untuk meningkatkan perpustakaan agar tercipta budaya baca masyarakat pemerintah juga berperan aktif dalam meningkatkan perpustakaan. Pemerintah seharusnya memberikan dana yang cukup bagi perpustakaan, dengan dana yang ada maka perpustakaan akan meningkatkan buku-buku yang sesuai dengan perkembangan zaman saat ini. Pemerintah juga harus berperan dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang arti penting membaca dan dapat mensejahterakan para pegawai yang bekerja di perpustakaan.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Untuk meningkatkan minat baca, harus dimulai dari usia sangat dini karena minat ini tumbuh sebagai hasil kebiasaan membaca. Metode pengajaran di sekolah, dari TK sampai perguruan tinggi, harus diarahkan pada banyak membaca buku untuk mencari lebih banyak informasi/pengetahuan tentang apa yang diajarkan. Tiap sekolah apa pun jenis, jurusan atau tingkatnya harus mempunyai perpustakaan, karena perpustakaan memberi kesempatan sama kepada semua orang/murid/mahasiswa untuk menggunakan buku-buku koleksinya. Dengan cara ini, upaya meningkatkan minat baca akan sangat terbantu.
Peningkatan layanan perpustakaan berupa sarana dan prasarana, maka akan menciptakan masyarakat cinta perpustakaan. Dengan adanya perpustakaan di daerah perkotaan dan daerah terpencil, masyarkat dapat memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di perpustakaan berupa buku dan jasa internet secara gratis tanpa dipungut biaya.
4.2 Saran
Perpustakaan harus meningkatkan kinerjanya dengan memberikan sosialisai atau penyuluhan ke pedesaan atau pendalaman, agar masyarakat yang buta huruf atau tidak bisa membaca dapat membaca dan mengerti akan arti penting membaca dalam kehidupan.
Agar perpustakaan membangun tempat café dan tempat khusus untuk mendengarkan musik. Masyarakat mempunyai berbagai cara dalam menyerap suatu bacaan seperti membaca sambil mendengarkan musik, membaca sambil makan-makanan ringan, membaca diruangan yang sepi (tidak ramai), dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Arixs, 2006. Judul Makalah Enam Penyebab Rendahnya Minat Baca. http://www.cybertokoh.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=1063.
Agus M Irkham, 2004. Minat Baca Rendah, Siapa Salah?. http://www.freelists.org/archives/ppi/05-2004/msg00283.html.
Mudjito, 2008. Peran Perpustakaan Dalam Membina Minat Baca. http://massofa.wordpress.com/2008/01/18/peran-perpustakaan-dalam-membina-minat-baca.
Mukhransyah, 2006. Banyak Dikunjungi Mahasiswa, Satu Tahun 100 Buku Tak Kembali. http://www.samarinda.go.id/node/7251.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar