Total Tayangan Halaman

Rabu, 07 Maret 2012

MATERI KULIAH PENGEMBANGAN KOLEKSI


PENGANTAR PENGEMBANGAN KOLEKSI


RUANG LINGKUP KEGIATAN PENGEMBANGAN KOLEKSI

Perpustakaan dan unit informasi lainnya mempunyai tujuan utama, yaitu untuk membantu dalam transfer informasi dan pengembangan pengetahuan.
Menurut Evans (2000) dalam Developing library and information center collection, ia menggambarkan proses transfer informasi dengan menggunakan 9 lingkaran kegiatan yang terus berputar secara berkesinambungan. Proses transfer informasi tersebut dalam Gambar 1.1.
 





















Gambar 1.1
Diagram Transfer Informasi
Transfer informasi dapat digambarkan sebagai proses kegiatan yang berkesinambungan, yang terdiri dari 9  komponen kegiatan, yaitu:
1.    Identifikasi
2.    Seleksi
3.    Pengadaan
4.    Organisasi
5.    Pengolahan
6.    Penyimpanan
7.    Interprestasi
8.    Pemanfaatan
9.    Penyebaran

Proses perputaran transfer informasi tersebut diawali dari tahap identifikasi, yaitu suatu kegiatan untuk memilih antara informasi yang tepat dengan yang tidak tepat. Dalam dunia informasi dikenal dengan istilah ledakan informasi. Dengan adanya kondisi tersebut, diperlukan kegiatan seleksi untuk mendapatkan informasi yang tepat atau penting. Setelah melakukan pengadaan informasi, kegiatan selanjutnya adalah melakukan pengaturan informasi menjadi beberapa cara. Kegiatan selanjutnya adalah tahap persiapan untuk penyimpanan informasi, artinya informasi harus mudah dicari kembali. Seringkali pengguna membutuhkan bantuan untuk mendapatkan informasi yang diinginkan. Pada akhirnya, pengguna memanfaatkan informasi tersebut dan menyebarkan hasil dari pekerjaan mereka pada lingkungan internal maupun eksternal atau keduanya. Proses ini terus-menerus berlangsung secara berkesinambungan selama perpustakaan itu ada.



A.   Koleksi Perpustakaan

Salah satu komponen perpustakaan adalah koleksi. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan. diolah, dan disimpan untuk disebarluaskan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan informasi mereka. Adapun tujuan penyediaan koleksi perpustakaan adalah untuk menunjang pelaksanaan program lembaga induknya.

Bahan pustaka yang tersedia di perpustakaan dapat dikelompokkan dalam dua bentuk sebagai berikut:
1.    Tercetak
a.    Buku/monograf
adalah terbitan yang mempunyai satu kesatuan yang utuh, dapat terdiri dari satu jilid atau lebih.
Terbitan yang termasuk dalam kelompok ini adalah buku, laporan penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi.
b.    Bukan buku
1)    Terbitan berseri adalah terbitan yang diterbitkan terus-menerus dalam jangka waktu terbit tertentu, dapat berupa harian, mingguan, bulanan, dan sebagainya.
2)    Peta
3)    Gambar
4)    Brosur, pamflet, booklet
5)    Makalah, merupakan karya yang mempunyai nilai sementara, tidak diolah sebagaimana bahan pustaka lainnya.



2.    Tidak tercetak
a.    Rekaman gambar, seperti film, video CD, mikrofilm, dan mikrofis.
b.    Rekaman suara, seperti piringan hitam, CD, kaset.
c.    Rekaman data magnetik/digital, seperti karya dalam bentuk disket, CD dan pangkalan data, dan yang dikemas secara on-line.

Semua jenis perpustakaan mengelola koleksi perpustakaan. Berikut ini adalah ragam koleksi yang selayaknya tersedia di perpustakaan:
1.    Koleksi rujukan
Koleksi rujukan merupakan tulang punggung perpustakaan dalam menyediakan informasi yang akurat.
Berbagai bentuk dan jenis informasi, seperti data, fakta, dapat ditemukan dalam koleksi rujukan. Oleh karena itu, perpustakaan perlu melengkapi koleksinya dengan berbagai jenis koleksi rujukan, seperti ensiklopedia umum dan khusus, buku pegangan/handbook, pedoman/manual, direktori, abstrak, indeks, bibliografi, biografi, atlas, berbagai standar, dan sebagainya dalam bentuk buku maupun non buku ataupun noncetak.

2.    Bahan ajar
Bahan ajar ditujukan bagi perpustakaan perguruan tinggi, sekolah, dan perpustakaan lembaga pendidikan lainnya. Bahan ajar berfungsi untuk memenuhi tujuan kurikulum.

3.    Terbitan berseri
Koleksi ini bertujuan untuk melengkapi informasi yang tidak terdapat di dalam bahan ajar dan bahan rujukan. Perpustakaan melanggan bermacam-macam terbitan berseri, seperti majalah umum, majalah ilmiah, dan surat kabar.

4.    Terbitan pemerintah
Berbagai terbitan pemerintah, seperti lembaran negara, himpunan peraturan negara, kebijakan, laporan tahunan, pidato resmi sering juga dimanfaatkan oleh para pemakai perpustakaan.

5.    Muatan lokal (Local Content)
Muatan lokal, meliputi koleksi lokal (local collection) dan literatur kelabu (grey literature).
Koleksi lokal meliputi bahan pustaka tentang suatu topik yang sifatnya lokal. Sedangkan literatur kelabu meliputi semua karya ilmiah dan non-ilmiah yang dihasilkan oleh suatu perguruan tinggi atau lembaga induk lainnya dari perpustakaan yang bersangkutan. Yang termasuk literatur kelabu antara lain:
a.    Skripsi, tesis, dan disertasi
b.    Makalah seminar, simposium, konferensi
c.    Laporan penelitian, dan laporan kegiatan lainnya
d.    Publikasi internal, termasuk majalah, buletin

6.    Bahan bacaan untuk rekreasi intelektual
Perpustakaan perlu menyediakan bahan bacaan atau bahan lain untuk keperluan rekreasi intelektual dan bahan bacaan lain yang memperkaya khasanah pengguna.
Berbagai macam koleksi tersebut bisa disediakan dalam bentuk cetak maupun noncetak karena dengan adanya teknologi informasi, saat ini banyak informasi disajikan dalam berbagai media, seperti bentuk elektronik maupun bahan pandang dengar.



B.   Pengembangan Koleksi

Pengembangan koleksi merupakan suatu proses universal untuk perpustakaan karena setiap perpustakaan akan membangun koleksi yang kuat demi kepentingan pengguna perpustakaan. Kegiatan membangun koleksi perpustakaan tersebut dikenal dengan istilah pengembangan koleksi.
Pengembangan koleksi merupakan terjemahan dari istilah collection development, yang dalam The ALA Glossary of Library and Information Science (1983) didefinisikan sebagai berikut:
A term which encompasses a number of activities related to the development of the library collection, including the determination and coordination of selection policy, assessment of needs of users and potential users, collection use studies, collection evaluation, identification of collection needs, selection of materials, planning for resource sharing, collection maintenance, and weeding.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan koleksi merupakan suatu proses kegiatan yang mencakup sejumlah kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan koleksi perpustakaan, termasuk menetapkan dan koordinasi terhadap kebijakan seleksi, penilaian terhadap kebutuhan pengguna dan pengguna potensial, kajian penggunaan koleksi, evaluasi koleksi, identifikasi kebutuhan koleksi, seleksi bahan pustaka, perencanaan untuk bekerjasama, pemeliharaan koleksi, dan penyiangan.
Ruang lingkup kegiatan pengembangan koleksi sangat luas cakupannya, tidak hanya melakukan pengadaan bahan pustaka, tetapi juga melakukan pembinaan terhadap koleksi tersebut sehingga istilah pengembangan koleksi juga dikenal dengan istilah pembinaan koleksi, pembinaan bahan pustaka, dan pengadaan bahan pustaka.
Proses pengembangan koleksi terdiri dari 6 komponen kegiatan, yaitu:
1.    Analisis masyarakat, dalam hal ini masyarakat pengguna
2.    Kebijakan seleksi
3.    Seleksi
4.    Pengadaan
5.    Penyiangan
6.    Evaluasi

 


























Gambar 1.2.
Proses Pengembangan Koleksi
Dalam diagram di atas, terlihat adanya pengaruh langsung dari masyarakat terhadap ke enam komponen tersebut. Anggota masyarakat ikut berpengaruh dalam proses kegiatan pengembangan koleksi, karena tujuan utama dibentuknya perpustakaan adalah memberikan informasi yang terbaik yang dibutuhkan masyarakat yang dilayaninya.

Menurut Evans (2000), dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2005) telah dijelaskan perincian kegiatan pengembangan koleksi, yang terdiri dari:
1.    Menentukan kebijakan umum pengembangan koleksi
Kebijakan pengembangan koleksi untuk setiap jenis perpustakaan adalah sama, yaitu didasari pada asas:
a.    Kerelevanan
b.    Berorientasi pada kebutuhan pengguna
c.    Kelengkapan
d.    Kemutakhiran
e.    Kerja sama

2.    Menentukan kewenangan, tugas, dan tanggung jawab semua unsur yang terlibat dalam pengembangan koleksi
Setiap perpustakaan membentuk struktur organisasi yang terdiri dari:
a.            Kepala
Kepala perpustakaan berhak menetapkan pengadaan bahan pustaka yang telah diseleksi.
b.            Bagian administasi




c.            Bagian layanan teknis
Bagian layanan teknis merupakan bagian yang mengurus masalah pengembangan koleksi perpustakaan. Tugas bagian ini adalah menentukan kebijakan pengembangan koleksi, memilih dan mengadakan bahan pustaka yang tepat, dan mengolah bahan pustaka, kemudian disimpan dalam rak dan dimanfaatkan oleh pengguna.
d.            Bagian layanan pengguna

Gambar struktur organisasinya dapat dilihat berikut ini:

 














Gambar 1.3.
Struktur Organisasi Minimal Perpustakaan






Pemilihan bahan pustaka dilakukan oleh tim seleksi yang terdiri dari:
a.    Pustakawan
b.    Tenaga pengajar dan peneliti
c.    Mahasiswa
d.    Unit kerja lainnya apabila diperlukan

Pada perpustakaan khusus, dilibatkan juga para peneliti ataupun pengguna lain yang berasal dari lembaga induknya. Sedangkan untuk perpustakaan umum, tokoh masyarakat dan penyandang dana bisa dilibatkan dalam kegiatan pengembangan koleksi.

Sebuah perpustakaan yang besar, bisa memperluas organisasinya dengan mempunyai bidang/bagan khusus pengembangan koleksi. Hal ini diperlukan jika volume pengembangan koleksinya begitu besar sehingga tidak cukup ditangani oleh sebuah sub bagian/sub bidang.

Berikut adalah contoh gambar struktur organisasi perpustakaan dengan volume pengembangan koleksi yang besar.
 












Gambar 1.4.
Organisasi Perpustakaan dengan Volume Pengembangan Koleksi yang Besar
3.    Mengidentifikasi kebutuhan pengguna
Kajian informasi bisa dilakukan dengan cara melakukan observasi terhadap pengguna yang datang, informasi apa yang biasanya dicari.

4.    Memilih dan mengadakan bahan pustaka melalui pembelian, tukar-menukar hadiah, dan penerbitan sendiri menurut prosedur yang tertib.
Dalam melakukan pemilihan bahan pustaka, diperlukan alat bantu yang biasa digunakan, seperti:
a.            Katalog penerbit
b.            Bibliografi
c.            Tinjauan dan resensi
d.            Pangkalan data perpustakaan lain
e.            Sumber-sumber lain dari internet
f.             Silabus mata kuliah

5.    Merawat bahan pustaka
Perawatan bahan pustaka dapat dikategorikan dalam 3 jenis, yaitu:
a.    Perawatan dari segi fisik bahan pustaka
b.    Perawatan koleksi (isi dari keseluruhan koleksi)
c.    Perawatan dari segi teknologi dan media

6.    Menyiangi koleksi
Penyiangan koleksi adalah pemilahan bahan pustaka yang dinilai tidak bermanfaat lagi bagi perpustakaan. Tujuannya adalah untuk:
a.    membina dan memperbaiki nilai pelayanan informasi oleh perpustakaan
b.    memperbaiki penampilan dan kinerja perpustakaan
c.    meningkatkan daya guna dan hasil guna ruang koleksi

7.    Mengevaluasi koleksi
Evaluasi koleksi adalah upaya menilai daya guna dan hasil guna koleksi dalam memenuhi kebutuhan pengguna serta program lembaga induknya.
Tujuan evaluasi koleksi adalah:
a.    Mengetahui mutu, lingkup, dan kedalaman koleksi
b.    Menyesuaikan koleksi dengan tujuan dan program perpustakaan serta lembaga induknya
c.    Mengikuti perubahan, perkembangan, sosial budaya, ilmu dan teknologi
d.    Meningkatkan nilai informasi
e.    Mengetahui kekuatan dan kelemahan koleksi
f.     Menyesuaikan kebijakan penyiangan koleksi

















MENGENAL JENIS PERPUSTAKAAN DAN JENIS BAHAN PUSTAKA

Perpustakaan berasal dari kata dasar pustaka, yang dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia artinya kitab, buku. Dalam ALA Glossary and Information Science (1983), istilah perpustakaan diterjemahkan sebagai berikut.
Perpustakaan adalah koleksi bahan:
1.    yang diatur supaya kelompok pengguna yang menjadi target perpustakaan dapat mendekati koleksi bahan tersebut dari segi fisik, segi bibliografis, dan segi intelektual.
2.    yang dikelola oleh staf terlatih yang memberikan berbagai jasa dan program yang berkaitan dengan kebutuhan informasi dari kelompok pengguna.

Koleksi bahan adalah bahan perpustakaan yang merupakan terjemahan dari Library materials. Istilah lain untuk bahan tersebut dikenal dengan istilah dokumen, terjemahan dari kata document. Sedangkan kumpulan bahan pustaka yang terdapat di perpustakaan dikenal dengan istilah koleksi perpustakaan.

Menurut Sulistyo-Basuki (1991) bahan pustaka mencakup:
1.    karya cetak atau karya grafis, seperti buku, majalah, surat kabar, disertasi, laporan.
2.    karya non-cetak atau karya rekam, seperti piringan hitam, rekaman audio, kaset, dan video.
3.    bentuk mikro, seperti mikrofilm, mikrofis, dan microopaque.
4.    karya dalam bentuk elektronik yang dikenal dengan istilah sumber daya elektronik, seperti disket, pita magnetik, dan selongsong elektronik (cartridge) yang diasosiasikan dengan komputer.

A.   Tujuan dan Jenis Perpustakaan

Tujuan atau fungsi perpustakaan yaitu:
1.    Menunjang program pendidikan dan penelitian
2.    Memenuhi kebutuhan akan informasi
3.    Memenuhi kebutuhan sosial
4.    Memenuhi kebutuhan kultural dan spiritual masyarakat
5.    Memenuhi kebutuhan akan rekreasi
6.    Berfungsi sebagai repository atau perpustakaan deposit

Berikut adalah jenis perpustakaan beserta tujuannya dan masyarakat yang dilayaninya:
1.    Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dan mempunyai tujuan sebagai berikut:
a.    Pendidikan, yaitu untuk mengembangkan diri, bagi semua tingkatan usia baik untuk perorangan maupun kelompok.
Tujuan ini dikenal dengan konsep pendidikan seumur hidup.
b.    Informasi, yaitu sebagai sumber informasi yang akurat dan mutakhir.
c.    Kebudayaan, yaitu untuk mendorong partisipasi dan apresiasi dalam berbagai kegiatan kebudayaan.
d.    Rekreasi, yaitu untuk membantu masyarakat baik perorangan maupun kelompok untuk mengisi waktu luang dengan kegiatan yang positif.





Masyarakat yang dilayani suatu perpustakaan umum sangat heterogen, yaitu:
a.    Kategori perpustakaan umum, yaitu perpustakaan daerah, kotamadya, kabupaten, desa, atau perpustakaan masjid.
b.    Ukuran perpustakaan, yaitu besar, sedang, atau kecil.
c.    Lokasi perpustakaan, yaitu di daerah industri, pertanian, pesisir, dekat kota besar, kota besar, kota kecil, desa, atau daerah terpencil.
d.    Komposisi penduduk, yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan formal, pekerjaan, penghasilan, dan agama.

2.    Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi.

Perpustakaan perguruan tinggi bertujuan menunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu:
a.    Pendidikan dan pengajaran untuk menunjang kurikulum pendidikan dan pengajaran.
b.    Penelitian untuk menunjang program penelitian.
c.    Pengabdian pada masyarakat untuk menunjang program-program pemberdayaan masyarakat.

Masyarakat yang dilayani perpustakaan perguruan tinggi lebih homogen jika dibandingkan dengan perpustakaan umum, karena:
a.    Masyarakat perguruan tinggi mempunyai tujuan yang sama.
b.    Kelompok umur yang rata-rata sama.
c.    Latar belakang pendidikan yang sama.

Koleksi perpustakaan perguruan tinggi tidak seragam karena adanya perbedaan dalam:
a.    Jenis perguruan tingi (universitas, akademi atau sekolah tinggi).
b.    Tingkat pendidikan (jenjang diploma, S1, S2, dan S3).
c.    Prioritas, mengutamakan untuk program S1 atau S2.
d.    Jumlah mahasiswa.
e.    Program studi, terdiri dari banyak program atau sedikit program.

3.    Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan.
Tujuannya adalah untuk:
a.    Pendidikan, menunjang kurikulum pendidikan.
b.    Informasi, membekali siswa dengan keterampilan mencari, mengolah, dan mengevaluasi informasi.
c.    Pengembangan pribadi dan watak.
d.    Penelitian sederhana dan rekreasi.

4.    Perpustakaan Khusus
Perpustakaan khusus dapat merupakan perpustakaan sebuah departemen, lembaga negara, lembaga penelitian, organisasi masa, industri, maupun perusahaan swasta.
Tujuan utama perpustakaan khusus adalah menunjang kegiatan bahan induknya.

5.    Perpustakaan Nasional
Perpustakaan nasional pada umumnya diselenggarakan oleh negara.
Fungsi utama Perpustakaan Nasional adalah menyiapkan semua bahan pustaka yang tercetak dan terekam yang diterbitkan di suatu negara.
B.   Jenis Bahan Pustaka

Jenis bahan pustaka yaitu:
1.    Karya cetak
Karya cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak, seperti:
a.    Buku
Buku atau dikenal juga dengan istilah monograf adalah bahan pustaka yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak berseri.
Berdasarkan standar dari UNESCO, tebal buku paling sedikit 48 halaman tidak termasuk kulit maupun jaket buku. Contohnya adalah buku teks, buku rujukan, buku fiksi. Setiap buku biasanya dilengkapi dengan nomor standar yang unik dan bersifat internasional, yaitu ISBN (International Standard Book Number).

b.    Terbitan berseri
Terbitan berseri adalah bahan pustaka yang direncanakan untuk diterbitkan terus-menerus dengan jangka waktu terbit tertentu.
Yang termasuk terbitan berseri adalah harian (surat kabar), majalah (mingguan, bulanan), buletin, jurnal, warta/newsletter, laporan yang terbit dengan jangka waktu tertentu, seperti laporan tahunan, triwulan.
Setiap terbitan berseri biasanya dilengkapi dengan nomor standar yang bersifat internasional, yaitu ISSN (International Standard Serial Number).

2.    Karya noncetak
Karya noncetak meliputi bahan pustaka di mana informasi yang disampaikannya bisa dalam bentuk suara, gambar, teks, dan juga kombinasi dua atau tiga bentuk di atas.
 Dalam ALA Glossary istilah untuk karya jenis ini disebut dengan nonbook materials (bahan nonbuku). nonprint materials (bahan noncetak), dan audiovisual (bahan pandang dengar).

Jenis bahan pustaka ini adalah:
a.            Rekaman suara
Yang termasuk dalam rekaman suara adalah piringan hitam, pita, kaset, dan cakram (disk). Jika dilihat dari segi isi, yaitu rekaman musik, sandiwara, pembacaan puisi, wawancara, seminar, ceramah, pelajaran bahasa.

b.            Film (gambar hidup) dan rekaman video
1)    Film
Film adalah gambar hidup yang merupakan perkembangan dari gambar biasa.
Film diproyeksikan secara mekanis melalui lensa proyektor, dan pada layar terlihat gambar yang hidup. Ada 2 macam gambar hidup, yaitu film yang bersuara dan film bisu. Dilihat dari segi fisiknya ada 3 macam film, yaitu film yang berukuran 8 mm, 16 mm, dan 35 mm. Alat bantu untuk melihatnya adalah proyektor dan layar.

2)    Rekaman video
Rekaman video adalah istilah yang mencakup semua bentuk video, di antaranya yang berbentuk kaset, gulungan, dan cakram (disk). Alat bantu untuk melihatnya adalah VCR (Video Cassette Recorder), televisi, dan sekarang bisa dilihat melalui monitor komputer.

3)    Bahan grafika
Yang termasuk jenis bahan pustaka ini adalah bahan pustaka yang harus diproyeksikan, di antaranya:
·         Filmstrip
adalah selongsongan film yang memuat gambar dalam urutan tertentu yang diproyeksikan satu per satu.
·         Slide
adalah gambar dalam suatu media film atau bahan transparan lain yang harus dilihat dengan bantuan proyektor slide.
Biasanya dipasang dalam bingkai kaku berukuran 5x5 cm. Jumlah slide untuk setiap judul bahan pustaka tergantung dari jumlah informasi yang dibuatnya, bisa 20 atau 30 slide untuk setiap judulnya.
·         Transparasi
adalah selembar bahan transparan yang berisi gambar dan dirancang untuk digunakan dengan overhead projector atau kotak sinar.

4)    Bahan kartografi
Bahan kartografi adalah semua karya yang merupakan representasi grafika dari bumi, bagian bumi, matahari, bulan, planet-planet, dan badan-badan ruang angkasa lainnya.
Bahan pustaka ini dapat berbentuk peta dua dimensi atau tiga dimensi, peta ruang angkasa, atlas, bola dunia, dan foto udara.




5)    Bentuk mikro
Bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan semua bahan pustaka yang menggunakan media film dan tidak dapat dibaca tanpa menggunakan alat bantu, yaitu microreader.
Contoh bentuk mikro adalah:
·                                                   Mikrofilm
adalah bentuk gulungan film, berukuran 16 mm dan 35 mm.
·                                                   Mikrofis
adalah bentuk lembaran sebesar kartu pos, berukuran 4x6 inchi atau 3x5 inchi.
·                                                   Aperture card
adalah satu lembar microfilm ukuran 35 mm yang ditempelkan pada lembaran kartu.
Bentuk aperture card sangat cocok untuk menyimpan bahan pustaka teknik (technical drawing) termasuk peta-peta.
·                                                   Microfilm cartridge
Bentuknya sama dengan mikrofilm ukuran 16 mm, tetapi selain ditempatkan pada suatu kemasan film juga diberikan suatu tanda agar pada waktu membacanya atau mencari salah satu bahan pustaka yang ada di dalamnya dapat dilakukan secara otomatis.
·                                                   Microfilm jackets
adalah bentuk mikrofilm (umumnya ukuran 16 mm) yang dimasukkan ke dalam kantong plastik transparan yang mempunyai jalur-jalur (sebanyak 5 atau 7 jalur) dan berisi 12 atau 14 lembar.

6)    Sumber daya elektronik
Contoh sumber daya elektronik adalah CD-ROM (Compact Disc Read Only Memory), disket, bahan pustaka yang dilayankan secara on-line, seperti journal online. Untuk membacanya diperlukan perangkat keras yaitu komputer.


C.   Penerbitan Bahan Pustaka

Bahan pustaka terbitan suatu instansi yang tidak diterbitkan secara komersial disebut dengan istilah grey literature. Bahan pustaka tersebut biasanya hanya disimpan di perpustakaan, sedangkan yang diterbitkan secara komersial disebarluaskan dan akhirnya bisa dimanfaatkan oleh pembeli ataupun pembaca di perpustakaan.




 










Gambar 1.5.
Diagram Rangkaian Komunikasi Penyebaran Bahan Pustaka



Berikut adalah komponen dari sistem distribusi di atas:
1.    Pengarang
Pengarang adalah seseorang, kelompok orang maupun sebuah instansi yang menciptakan suatu karya baik yang berbentuk buku ataupun nonbuku.

2.    Penggandaan dan penyebarluasan karya ciptaan
Upaya pengarang untuk menggandakan dan menyebarluaskan karya ciptaannya tidak dapat dilakukan oleh pengarang sendiri, karena memerlukan faktor-faktor tertentu, di antaranya dana, sumber daya manusia, dan keterampilan. Untuk itu, pengarang harus mencari rekan yang bisa diajak untuk bekerja sama, yaitu penerbit.
Penerbit adalah pihak yang bertanggung jawab terhadap biaya, isi, intelektual terbitan, dan distribusinya.
Jenis penerbit ada 2 macam, yaitu:
a.    Penerbit komersial
adalah perusahaan yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari penjualan hasil penerbitannya.
b.    Penerbit nonkomersial
merupakan bagian dari suatu lembaga ilmiah, lembaga pendidikan, dan lembaga pemerintahan yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan penerbitannya.

3.    Toko buku
Untuk menyebarluaskan penulisan pengarang, tidak mungkin dapat dilakukan sendiri oleh penerbit, tetapi diperlukan berbagai macam saluran yang ada di luar perusahaan, seperti toko buku, jobber, pusat penjualan buku, eksportir buku.

4.    Perpustakaan
Pembuatan suatu karya oleh pengarang bertujuan untuk diketahui oleh masyarakat luas sesuai dengan kebutuhannya. Produsen dalam hal ini penerbit bahan cetak maupun noncetak melakukan distribusi bahan pustaka tersebut melalui berbagai cara yang akhirnya diketahui oleh masyarakat, yaitu:
a.    Jobber, yaitu agen dari penerbit yang melakukan penjualan terbitan.
b.    Keanggotaan
c.    Penjualan langsung
d.    Toko buku
e.    Perpustakaan

Ada beberapa cara yang digunakan oleh penerbit buku dan nonbuku untuk pemberitahuan ini, yaitu:
a.    Menyebarkan lembaran yang berisi informasi tentang isi dan wujud buku yang akan atau telah diterbitkan (blurbs).
b.    Menyusun dan menyebarkan katalog terbitan baru secara periodik pada waktu-waktu tertentu, misalnya triwulan.
c.    Menerbitkan katalog tahunan yang memuat semua terbitan yang masih ada dalam persediaan.
d.    Memasang iklan dalam surat kabar atau majalah.











A.   Kesimpulan

Tujuan utama dari perpustakaan dan unit informasi lain adalah untuk membantu dalam transfer informasi dan pengembangan pengetahuan. Transfer informasi tersebut terdiri dari 9 komponen kegiatan yaitu:
10. Identifikasi
11. Seleksi
12. Pengadaan
13. Organisasi
14. Pengolahan
15. Penyimpanan
16. Interprestasi
17. Pemanfaatan
18. Penyebaran

Bahan pustaka yang tersedia di perpustakaan terdiri dari dua bentuk, yaitu:
1.    Tercetak, yang terdiri dari:
a.    Buku/monograf
b.    Bukan buku
6)    Terbitan berseri
7)    Peta
8)    Gambar
9)    Brosur, pamflet, booklet
10) Makalah

2.    Tidak tercetak
a.    Rekaman gambar, seperti film, video CD, mikrofilm, dan mikrofis.
b.    Rekaman suara, seperti piringan hitam, CD, kaset.
c.    Rekaman data magnetik/digital, seperti karya dalam bentuk disket, CD dan pangkalan data, dan yang dikemas secara on-line.

Sedangkan perincian kegiatan-kegiatan pengembangan koleksi, yaitu:
1.    Menentukan kebijakan umum pengembangan koleksi.
2.    Menentukan kewenangan, tugas, dan tanggung jawab semua unsur yang terlibat dalam pengembangan koleksi.
3.    Mengidentifikasi kebutuhan pengguna.
4.    Memilih dan mengadakan bahan pustaka.
5.    Merawat bahan pustaka.
6.    Menyiangi bahan pustaka.
7.    Mengevaluasi koleksi

Jenis perpustakaan yang ada di Indonesia terdiri dari:
1.    Perpustakaan Umum
2.    Perpustakaan Perguruan Tinggi
3.    Perpustakaan Sekolah
4.    Perpustakaan Khusus
5.    Perpustakaan Nasional







Sedangkan jenis bahan pustakanya yaitu:
3.    Karya cetak
a.    Buku
b.    Terbitan berseri
4.    Karya noncetak
c.            Rekaman suara
d.            Film (gambar hidup) dan rekaman video


B.   Saran

Seorang pustakawan yang ditugaskan di bidang pengembangan koleksi harus diberi pengetahuan dasar tentang pengembangan koleksi. Pengetahuan dasar tentang pengembangan koleksi sangat penting karena berkaitan dengan koleksi yang akan dibangun, siapa yang melaksanakannya dan bagaimana proses dalam pengembangan koleksi.
Jika pengetahuan dasar tentang pengembangan koleksi sudah dipahami, diharapkan bisa mengetahui tujuan perpustakaan dan siapa pemakainya. Di samping itu, pustakawan juga perlu mengenal dan mengetahui organisasi dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan koleksi, ruang lingkup kegiatan pengembangan koleksi, mengenal berbagai jenis perpustakaan, tujuan perpustakaan, dan jenis-jenis bahan pustaka, serta mengetahui rangkaian distribusi bahan pustaka.
Sehingga, perpustakaan yang dikelolanya bisa lebih maju dan memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat pengguna karena mempunyai sumber daya pustakawan yang berkualitas.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar