Oleh : KHACHONK 2012
MODUL
6
PENILAIAN
BAHAN RUJUKAN
Kegiatan Belajar
1
Penilaian Bahan
Rujukan
A.
OTORITAS BUKU
Dalam menentukan otoritas buku perlu diperhatikan hal berikut apakah
pengarang, penyusun atau penyunting buku tersebut seorang ahli atau berpengalaman
dalam bidang ilmu yang dicakup oleh buku tersebut?
Tetapi masalah akan timbul apabila bahan rujukan tersebut disusun dan
ditulis oleh seorang ahli namun, penulis tersebut tidak terkenal atau belum
pernah menulis buku yang menjadi “best seller” sehingga tidak begitu dikenal.
Dalam kondisi seperti ini kita harus bergantung kepada hal-hal berikut.
1.
Kualifikasi
pengarang atau penyunting yang ditulis dalam buku tersebut.
2.
Pengetahua
tentang subjek tersebut sehingga kita bisa menilai mutu isi buku rujukan
tersebut.
3.
Memeriksa
data pengarang di dalam terbitan biografi seperti “who’s who” atau “American
Men and Women of Science”.
B.
RUANG LINGKUP DAN KEMUTAKHIRAN
Dalam melakukan penilaian bahan rujukan dari segi ruang lingkup isi
maka kita harus memperhatikan, sampai mana ruang lingkup yang dicakup subjek
buku tersebut, bagaimana batasannya, apa yang menjadi tujuan pengarangnya dan
apakah isi buku tersebut betul-betul masih
baru atau mutakhir.
Biasanya penerbit menuliskan ruang lingkup isi buku pada jaket buku
atau pada kata pengantar (lihat contoh pada Gambar 6.5) walaupun begitu kita
juga harus teliti lebih jauh dan harus punya rasa curiga.
Kemutakhiran adalah salah satu hal yang paling penting dalam penilaian
bahan rujukan yang digunakan sebagai sumber dalam pelayanan kesiagaan informasi
atau dikenal dengan “ready reference”.
C.
TUJUAN DAN SASARAN PEMBACA
Di dalam menilai Bahan Rujukan aspek tujuan sangat penting. Hal ini
bertujuan untuk memberi kepuasan kepada pemakai perpustakaan yang memang
menjadi sasaran utama perpustakaan. Tujuan Bahan Rujukan dapat dengan mudah
dikenali pada judul atau bentuk atau dapat juga dicari pada:
1.
Daftar
Isi.
2.
Pendahuluan
atau kata pengantar di mana pengarang menyatakan tujuan dituliskannya suatu
karya.
3.
Index
juga dapat menjadi contoh (sample) yang
memberikan informasi tentang ruang lingkup bidang ilmu yang dicakup oleh karya
tersebut.
D.
BENTUK SERTA SUSUNAN BUKU
Ada beberapa petunjuk umum tentang menilai format bahan rujukan antara
lain berikut ini:
1.
Sedapat
mungkin buku rujukan tersebut disusun menurut abjad.
2.
Apabila
bahan rujukan tidak disusun menurut abjad maka sedapat mungkin bahan rujukan
tersebut disertai dengan indeks pengarang, subjek dan indeks judul atau indeks
yang melingkupi aspek isi.
3.
Sebaiknya
bahan rujukan mempunyai cukup acuan silang yang mengacu pada bahan lain dan
bukan merupakan entri yang mati atau berdiri sendiri.
4.
Untuk
beberapa karya rujukan tertentu kita harus menggunakan metode lain dalam
menilai format buku, khususnya karya-karya bidang science.
Untuk menilai bahan rujukan berbentuk tercetak maka format fisik
haruslah diperhatikan. Bahkan format fisik ini dapat menyebabkan kita mencoret
karya tersebut dari pilihan kita walaupun format isinya memenuhi syarat.
Sebagai contoh, kita bisa men“drop” suatu karya walaupun susunan isi karya
tersebut sangat bagus, tetapi kondisi jilidnya sangat jelek. Perlu diperhatikan
juga pemberian judul dan subjudul. Lampiran-lampiran seperti daftar singkatan,
tipografi atau bentuk dan mutu huruf cetakan, simbol-simbol dan acuan silang
haruslah jelas. Beberapa hal seperti jarak antar baris, kualitas kertas,
kondisi margin mungkin merupakan salah satu indikator kejelekan mutu suatu
karya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menilai bahan rujukan
elektronik (termasuk basis data elektronik), antara lain berikut ini:
1.
Rancangan
(desain); pertanyaan untuk dijawab seperti apakah disertai gambar (grafis), dan
apakah grafis tersebut berguna bagi pemakai?
2.
Multimedia;
Apakah dalam bahan rujukan tersebut ada multimedianya dan multimedia tersebut
dapat membantu memperjelas informasi yang disampaikan ataukah hanya sekadar
asessori saja (tidak membantu memperjelas informasi)?
3.
Navigasi;
4.
Susunan;
Kegiatan Belajar 2
Penilaian Kamus,
Ensiklopedi, Sumber Bibliografi, Biografi, Geografi, Buku Pedoman, dan Buku
Petunjuk
A.
PENILAIAN KAMUS
1.
Otoritas
Penyusun kamus bahasa Inggris-Indonesia harus seorang yang ahli dan
menguasai kedua bahasa tersebut. Oleh karena itu memeriksa data biografi
penyusun.
Faktor lain yang perlu mendapat perhatian di dalam menilai otoritas
suatu kamus adalah penerbit. Penerbit seperti G & C Company, Random House,
Inc.,
2.
Perbendaharaan Kata
Menilai perbedaan kata dari kamus adalah membandingkan jumlah
perbendaharaan antara kamus yang satu dengan kamus yang lain tentunya kamus
yang dibandingkan haruslah berada dalam kategori atau kelas yang sama.
3.
Kemutakhiran
Kita harus memilih edisi terakhir dari sebuah kamus, Ini dapat kita
peroleh dari verso halaman judul. Sebagai contoh apabila pada verso halaman
judul tertulis “Copyright” 1966, 1970, 1980, ini berarti bahwa karya tersebut
sebenarnya diterbitkan pertama kali pada Tahun 1966 dan edisi terakhir adalah
Tahun 1980.
4.
Format
Kriteria pertama, dalam pilihan berdasarkan format dilihat dari
kekuatan kamus tersebut, dalam hal ini adalah kekuatan penjilidannya.
Kriteria kedua, mutu percetakan dan nilai readibilitasnya (kemudahan
untuk dibaca), karena menyangkut mudah tidaknya kamus tersebut digunakan.
Kriteria Ketiga, ejaan atau Spelling.
Kriteria Keempat, etimologi atau sejarah pembentukan kata.
Kelima definisi. Kamus selalu menjelaskan arti kata saat ini (modern)
di tempat yang pertama.
Keenam pengucapan (pronunciation).
Ada beberapa metode dalam menggambarkan (menuliskan) pengucapan kata namun,
yang paling banyak digunakan adalah apa yang disebut diacritical.
Ketujuh, silabel atau pemotongan kata menjadi suku kata.
Kedelapan, sinonim.
B.
PENILAIAN ENSIKLOPEDI
1.
Ruang Lingkup
Dalam menilai ruang lingkup ensiklopedi, kita harus melihat dari dua
sisi penilaian yaitu dari sisi tingkatan umur dan penekanan materi. Dari sisi
tingkatan umur kita dapat melihat apakah ensiklopedi tersebut untuk tingkat
anak-anak ataukah orang dewasa.
2.
Otoritas
Untuk mengetahuinya kita dapat melakukan suatu tes singkat antara lain
berikut ini:
a.
Mengenali
nama-nama dalam daftar apakah terkenal di dalam suatu bidang ilmu tertentu dan
dalam periode tertentu, terutama pada waktu-waktu terakhir, misalnya saja kita
mengenali nama Prof. Andi Hakim Nasoetion sebagai konstributor artikel bidang
matematika dan statistika.
b. Mengenali bidang yang sudah kita kenal
dan mencocokkannya dengan daftar kontributor.
c.
Memeriksa
apakah kualifitasi kontributor sesuai dengan artikel yang ditulis.
3.
Objektivitas
Objektivitas suatu ensiklopedi penting dilihat dan dinilai mengingat
informasi yang diberikan oleh ensiklopedi adalah informasi yang bersifat dasar
dan umum mengenai suatu objek.
4.
Gaya Penulisan
Sebagai contoh, kalau ensiklopedi tersebut akan diterbitkan untuk
kelompok usia anak-anak maka gaya penulisannya pun akan disesuaikan sehingga
dapat dimengerti oleh ank-anak. oleh karena itu, di dalam menilai gaya
penulisan suatu ensiklopedi sangat erat kaitannya dengan pengguna perpustakaan
kita.
5.
Kemutakhiran dan Revisi
Dalam menilai kemutakhiran sebuah ensiklopedi yang kita lihat adalah
kemutakhiran relatif, sebab biasanya jangka waktu revisi sebuah ensiklopedi
sangat lama. Sebagai contoh, edisi ke-14 Encyclopedia Britannica yang
diterbitkan Tahun 1929 baru direvisi sesudah lebih dari 40 tahun dan edisi
berikutnya, yaitu edisi ke-15 terbit pada Tahun 1974. Oleh karena itu kurang
bijaksana kalau menjadikan tahun terbit sebuah ensiklopedi sebagai dasar penilaian
kemutakhiran sebuah ensiklopedi. Untuk menjaga kemutakhiran isi dari sebuah
ensiklopedi biasanya penerbitnya menerbitkan buku tahunan ensiklopedi tersebut
yang berisi informasi baru yang belum ada pada ensiklopedi tersebut.
6.
Susunan Entri
Kamus dan ensiklopedi umumnya disusun menurut urutan abjad dan
dilengkapi dengan acuan silang yang lengkap. Oleh karena itu, sesuatu yang
disusun menurut urutan abjad dapat pula dikatakan sebagai susunan kamus atau
ensiklopedi. Hampir semua ensiklopedi umum mengikuti tata susunan ini dan
umumnya pengguna sangat terbiasa dengan susunan demikian.
7.
Indeks
Suatu ensiklopedi umum disusun menurut abjad keberadaan indeks mutlak
diperlukan terutama untuk memberikan informasi lokasi bagi topik yang ada di
dalam suatu entri.
8.
Format
Dalam menilai format ensiklopedi kita harus melihat ukuran ensiklopedi,
mutu huruf, ilustrasi atau gambar, penjilidan. Ilustrasi, seperti foto,
diagram, peta, dan gambar biasanya sangat membantu kita dalam membaca suatu
informasi.
9.
Harga
Perbedaan harga dari versi cetak dengan versi elektronik sangat
berbeda. Harga versi tercetak jauh lebih mahal dibandingkan dengan versi
elektroniknya.
C.
PENILAIAN KATALOG, BIBLIOGRAFI,
INDEKS, DAN ABSTRAK
1.
Penerbit
Dalam menilai penerbit ini, bila diperlukan pustakawan dapat meminta
informasi dari para pakar atau pustakawan lain yang lebih berpengalaman dan
mempunyai pengetahuan tentang bidang tersebut, serta sering melakukan review terhadap terbitan-terbitan
semacam ini.
2.
Ruang Lingkup
Penilaian ruang lingkup ini perlu memperhatikan (a) jumlah dan jenis
jurnal yang diindeks terutama, apakah jumlah jurnal yang diindeks memenuhi
kebutuhan dalam bidang ilmu tersebut dan apakah judul-judulnya dapat mewakili
bidang ilmu yang dibutuhkan; (b) perlu juga diperhatikan apakah bahan-bahan
lain yang tidak termasuk jurnal dimasukkan dalam terbitan ini.
3.
Duplikasi dan Kesenjangan
Adanya duplikasi ini memang sangat sulit dihindari, namun
setidak-tidaknya kita harus mereduksi terjadinya duplikasi.
4.
Derajat Kedalaman Pengindeksan
Derajat kedalaman pengindeksan perlu dianalisis terutama untuk indeks
dan abstrak. Semakin tinggi derajat pengindeksan dari suatu terbitan sekunder
semakin maksimum informasi yang diberikan oleh terbitan tersebut.
5.
Kemutakhiran
Frekuensi terbitan dapat dijadikan salah satu indikator dari
kemutakhiran suatu terbitan publikasi sekunder seperti katalog, bibliografi,
indeks, dan abstrak.
6.
Format
Dalam memilih format yang perlu diperhatikan antara lain (a) derajat
kesulitan di dalam menggunakan bahan rujukan jenis ini berdasarkan susunannya;
(b) bagaimana susunannya entrinya. Apakah disusun menurut abjad, subjek atau
menurut susunan yang lain. perlu pula diperhatikan apakah dilengkapi dengan
indeks baik pengarang, judul, subjek maupun indeks lain seperti komoditi; (c)
kemudahan membacanya atau readabilitasnya, mengingat sekarang banyak indeks
yang dicetak langsung dari komputer sebagai output
dari data base, terutama bagi terbitan yang tercetak dengan pencetak dot
matriks atau dot matrix printer; (d)
kelengkapan informasi bibliografi. Misalnya, apakah informasi bibliografis
tersebut cukup lengkap untuk mengidentifikasi bahan dan dapat memberikan
informasi tempat terbitan aslinya (dokumen primernya) dapat diperoleh: (e)
ketepatan (accuracy) dari informasi
bibliografis.
7.
Tajuk Subjek
Banyak terbitan sekunder yang menggunakan tajuk subjek LC (Library of congres) atau Sears.
8.
Deskripsi
Khusus untuk majalah abstrak perlu ditambahkan faktor apakah abstrak
tersebut memberikan informasi tentang isi dokumen.
D.
PENILAIAN SUMBER BIOGRAFI DAN
GEOGRAFI
1.
Penilaian Sumber Biografi
a.
Otoritas
b. Panjang entri
c.
Seleksi
d. Hal-hal lain
e.
Untuk
Web
2.
Penilaian Sumber Geografi
Penilaian
terhadap sumber geografi tidak mudah dilakukan sebab beberapa sumber geografi
semacam peta dan atlas tidak begitu kita kenal dengan baik, khususnya dari segi
penyusunnya atau pembuatannya.
a.
Penerbit
b. Kemutakhiran
c.
Skala
d. Ruang lingkup dan Sasaran Pembaca
e.
Indeks
E.
PENILAIAN BUKU PETUNJUK
1.
Otoritas
2.
Ruang Lingkup atau Cakupan Isi
3.
Tujuan
4.
Format dan Susunan Entri
F.
PENILAIAN SUMBER STATISTIK
1.
Otoritas
2.
Ruang Lingkup
3.
Ketepatan dan Kemutakhiran Data
4.
Format dan Kelengkapan Fisik
G.
PENILAIAN BUKU PEGANGAN /
PEDOMAN
1.
Otoritas
2.
Tujuan
3.
Format Fisik
Oleh : Mohdi Anto Total
Modul
7
Bimbingan
dan Promosi Penggunaan Koleksi Rujukan
Kegiatan
Belajar 1
Bimbingan
Penggunaan Koleksi Rujukan
A.
PELAYANAN RUJUKAN
Pelayanan rujukan pada dasarnya adalah memberikan jawaban. Seorang
pengguna perpustakaan mungkin memiliki pertanyaan tentang topik atau data tertentu
dan mencoba mencari jawabannya pada petugas pelayanan informasi/ rujukan atau
pengguna tersebut meminta saran dan bimbingan dari petugas pelayanan rujukan
dalam mencari jawaban pertanyaannya.
Kalau dirinci maka definisi layanan rujukan tidak lain adalah sebagai
berikut:
1.
Layanan
yang bersifat pribadi langsung, artinyaa dalam memberikan layanan itu
betul-betul berhubungan langsung dengan para pemakai terutama dalam memberikan
informasi. Sifat-sifat layanan, seperti ini sangat bervariasi dan sangat bergantung
kepada jenis perpustakaan dan jenis penggunaannya.
2.
Memberikan
informasi kepada pengguna baik informasi yang sifatnya ilmiah untuk kepentingan
studi dan penelitian mupun informasi umum yang sifatnya tidak ilmiah.
3.
Dalam
memberikan informasi tadi pelayan/ petugas rujukan dapat dengan leluasa
menggunakan sumber-sumber baik yang ada di perpustakaan sendiri maupun yang ada
di luar perpustakaan.
4.
Membantu
para pembaca/ pemakai perpustakaan dalam menggunakan atau memanfaatkannya
sumber-sumber perpustakaan yang ada dengan sebaik-baiknya.
Pelayanan rujukan pada dasarnya mempunyai tujuan sebagai berikut:
1.
Memungkinkan
pemakai perpustakaan menemukan informasi dengan cepat dan tepat.
2.
Memungkinkan
pemakai melakukan penelusuran literatur atau informasi dengan pilihan yang
lebih luas.
3.
Memungkinkan
pemakai menggunakan koleksi rujukan dengan tepat guna.
B.
FUNGSI PELAYANAN RUJUKAN
1.
Informasi
Memberikan jawaban-jawaban atas pertanyaan atau kebutuhan pengguna
informasi.
2.
Bimbingan
Dalam menjalankan tugas sehari-hari, petugas rujukan perlu menyisihkan
waktunya untuk dapat memberikan bimbingan kepada pemakai perpustakaan agar
pemakai tersebut dapat menggunakan perpustakaan dengan baik dan efisien.
3.
Pengarahan atau instruksi
Memberikan pengarahan atau penerangan kepada pengunjung atau pemakai
perpustakaan mengenai penggunaan perpustakaan secara umum, penggunaan
sumber-sumber bibliografi, dan koleksi rujukan lainnya.
4.
Supervisi
Petugas rujukan harus dapat mengamati pemakai atau pengunjung
perpustakaan baik dalam hal kebutuhan informasi yang diperlukan maupun latar
belakang sosial dan tingkat pendidikan pemakai serta bidang pendidikan yang
ditekuninya.
5.
Bibliografi
Untuk kepentingan penelitian atau mengenalkan bacaan yang menarik dan
baik, petugas rujukan biasanya membuat atau menyusun bibliografi.
Secara umum penyusunan bibliografi ini mempunyai tujuan, antara lain
berikut ini:
a.
Untuk
menyusun suatu bibliografi tentang suatu subjek tertentu (bibliografi
terseleksi).
b. Untuk keperluan promosi, yaitu
mengenalkan daftar bacaan yang baik dan menarik untuk kepentingan orang lain.
c.
Untuk
keperluan karya tulis atas permintaan staf pengajar atau peneliti, mahasiswa
atau orang lain yang memerlukannya.
d. Untuk keperluan khusus (misalnya untuk
hobi tertentu antara lain mendaki gunung).
e.
Bibliografi
yang disusun atas dasar permintaan pejabat untuk maksud tertentu, misalnya
tentang kenakalan remaja.
Macam pelayanan rujukan dapat dibedakan menurut jenis pekerjaannya
sebagai berikut:
a.
Pelayanan rujukan pokok
1) Pemberian informasi yang bersifat umum,
misalnya tentang perpustakaan, koleksi dan hal-hal lain yang mudah dan cepat
memenuhinya.
2) Pemberian informasi yang bersifat
spesifik, untuk memenuhinya diperlukan rujukan bahan pustaka yang ada ataupu
konsultasi dengan petugas perpustakaan lainnya.
3) Pemberian bantuan untuk menelusuri
literatur atau bahan pustaka dengan menggunakan katalog, bibliografi, dan
alat-alat penelusuran lainnya.
4) Pemberian bimbingan untuk menggunakan
koleksi rujukan.
5) Pemberian bantuan pengarahan untuk
menemukan pokok-pokok bahasan tertentu dalam buku-buku yang sesuai dengan minat
dan bidang studi pemakai.
b.
Pelayanan Rujukan Penunjang
1) Mengadakan hubungan dan kerjasama dengan
perpustakaan dan atau jasa informasi lain dalam bidang penggunaan informasi.
2) Menyelenggarakan pendidikan mengenai
pengguna alat-alat temu kembali, seperti katalog dan bibliografi, serta
penggunaan koleksi rujukan.
3) Menyelenggarakan pameran kolksi
perpustakaan terutama untuk memperkenalkan bahan pustaka yang baru diterima.
4) Mengorganisasi kliping surat kabar.
5) Mengorganisasi kolksi rujukan dengan baik
sehingga mudah digunakan.
6) Mencatat dan mengumpulkan data (satistik)
kegiatan pelayanan rujukan.
C.
BIMBINGAN
1.
Pengertian
Bimbingan penggunaan bahan rujukan di sini diartikan sebagai bimbingan
yang diberikan oleh petugas pelayanan rujukan kepada para pengguna perpustakaan
agar mampu menggunakan koleksi dan sumber-sumber rujukan baik tradisional
maupun online dengan cepat dan tepat.
2.
Macam Bimbingan
a.
Bimbingan
langsung
Bimbingan langsung adalah bimbingan yang diberikan melalui hubungan
langsung antara petugas rujukan dengan pemakai perpustakaan.
b. Bimbingan Tak Langsung
Maksud dari bimbingan tak langsung adalah bimbingan yang diberikan
secara tak langsung kepada pengguna atau dengan kata lain yang disampaikan dengan menggunakan media
tertentu, seperti penerbitan buku informasi, buku pegangan, leaflet atau
penerbitan lainnya.
3.
Sistem Bimbingan
a.
Insidental
Bimbingan yang diberikan hanya sewaktu-waktu, yaitu pada waktu-waktu
yang tidak ditentukan sebelumnya, atau ketika pertanyaan itu diajukan. Biasanya
bimbingan langsung yang sifatnya individual diberikan secara insidentil.
b. Terencana
Bimbingan yang diberikan dengan perencanaan yang sudah tersusun
terlebih dahulu. Biasanya cara bimbingan, seperti ini diberikan secara periodik
dan teratur.
4.
Tujuan dan Isi Bimbingan
a.
Tujuan
Tujuan pemberian bimbingan penggunaan koleksi bahan rujukan adalah agar
pemakai mengenali dan mampu menggunakan koleksi sebagai sumber informasi dengan
cepat dan tepat.
b. Isi Bimbingan
Bimbingan penggunaan bahan rujukan umum ini biasanya berisi sebagai
berikut:
1) Informasi yang memberikan pengertian
mengenai hubungan antara belajar mengajar, penlitian dengan koleksi rujukan
sebagai sumber informasi.
2) Uraian mengenai jenis-jenis kolksi
rujukan menurut sifat, bentuk dan/ atau format maupun isi informasiny.
3) Contoh-contoh koleksi rujukan baik yang
berbentuk tradisional (tercetak) maupun elektronik dan online.
4) Cara-cara menggunakan masing-masing jenis
koleksi rujukan umum sebagai sumber informasi, termasuk cara akses ke basis
data baik lokal maupun “remote” (internet).
5) Latihan mencari dan menggunakan koleksi
rujukan sebagai sumber informasi.
c.
Cara
Penyampaian Bimbingan
1) Ceramah atau kuliah
2) Tanya jawab
3) Latihan
4)
Penugasan
d. Information Skill
Dalam information skill
instruction diajarkan beberapa hal mengenai bagaimana cara menemukan dan
menggunakan informasi dengan mudah. Ada lima pertanyaan mendasar yang harus
dijawab (dipertimbangkan) dalam mengawali penelusuran informasi agar informasi
yang Anda gunakan sesuai dengan kebutuhan. Pertanyaan tersebut adalah, sebagai
berikut:
1) Mengapa Anda memerlukan informasi?
a) Untuk apa informasi yang Anda cari?
Apakah untuk kepentingan Anda sendiri? Apakah untuk pekerjaan rumah atau tugas
sekolah?
b) Apakah topik utama dari informasi yang
Anda inginkan?
c) Coba perhatikan topik yang Anda pikirkan.
Buatlah serinci mungkin.
2) Informasi, seperti apa yang Anda
butuhkan?
a) Jika Anda tidak begitu yakin, coba
merawak (browsing). Anda akan mendapatkan
ide yang dapat meyakinkan Anda tentang informasi yang Anda butuhkan.
b) Ada banyak macam informasi, seperti ilmu
pengetahuan (scientific), sejarah,
biografi. Informasi yang mana menurut Anda yang paling sesuai dengan kebutuhan
Anda? Ataukah kombinasi dari beberapa macam informasi?
3) Bagaimana Anda akan mencari informasi
tersebut?
a) Mungkin perpustakaan memiliki informasi
yang Anda inginkan. Cobalah cari di katalog atau tanya ke pustakawan.
b) Jangan lupa mencoba sedetail mungkin.
Informasi yang akan Anda peroleh akan sangat berguna.
4) Informasi yang mana yang akan Anda
gunakan?
a) Hanya Anda sendiri yang dapat
menentukannya. Gunakan yang kelihatannya sangat berguna bagi Anda. Cobalah
mencocokkan informasi yang Anda peroleh dengan yang Anda butuhkan.
5) Bentuk karya, seperti apa yang Anda
kerjakan?
a) Apakah Anda akan gunakan dalam rangka
belajar untuk diri sendiri atau apakah Anda akan berbicara di depan umum
(misalnya murid atau mahasiswa).? Apakah karya yang akan Anda buat berbentuk
tertulis atau pidato (ceramah)? Untuk itulah informasi yang Anda peroleh
digunakan.
b) Jika Anda mengutip karya orang lain,
jangan lupa menuliskan daftar kutipan atau daftar pustaka.
Kegiatan Belajar 2
Promosi Koleksi
Rujukan
A.
PENGERTIAN
Yang dimaksud dengan promosi koleksi rujukan adalah usaha
memperkenalkan koleksi bahan rujukan agar koleksi tersebut diketahui dan
dikenal oleh para pengguna perpustakaan.
B.
CARA
1.
Display
Dengan cara display ini bahan rujukan ditempatkan pada rak-rak terbuka
dan mudah dilihat oleh pengguna perpustakaan.
2.
Poster
Untuk mempromosikan perpustakaan (secara khusus bisa pelayanan rujukan)
kita dapat membuat poster yang ditempelkan di papan pengumuman atau bahkan di
tempat-tempat di mana masyarakat pemakai biasa berkumpul.
3.
Pembatas Buku (Book Mark)
Pembatas buku mungkin kurang dikenal di Indonesia. Namun, di kalangan
orang-orang yang memiliki minat dan budaya baca tinggi pembatas buku biasa
digunakan.
4.
Lembar Catatan Bacaan
Lembar catatan bacaan biasa digunakan oleh orang yang punya minat dan
budaya baca tinggi. Ia akan mencatat buku apa saja yang sudah dibaca.
5.
Ceramah
Ceramah dapat juga dijadikan salah satu cara dalam menyampaikan promosi
bahan rujukan. Biasanya ceramah ini diberikan atas dasar permintaan pengguna
perpustakaan.
6.
Lomba
Promosi koleksi rujukan dapat pula disampaikan dengan metode lomba.
Lomba merupakan salah satu cara yang efektif untuk menarik minat para pemakai
agar secara langsung mencari dan mengenali koleksi rujukan.
7.
Daftar Koleksi Rujukan
Cara lain dalam mempromosikan bahan-bahn rujukan adalah dengan membuat/
menyusun daftar koleksi rujukan. Biasanya daftar tersebut berisi bahan-bahan
rujukan yang baru diterima oleh perpustakaan. Daftar tersebut sering disebut
“accession list”. Daftar ini kemudian dibagikan kepada para pemakai sehingga
mereka tahu koleksi rujukan yang baru diterima perpustakaan.
8.
Pameran
Pameran di sini sedikit berbeda pengertiannya dengan display atau
pamerah yang dilakukan secara rutin di dalam perpustakaan.
9.
Webblog
Di
zaman internet, seperti sekarang ini perpustakaan harus dapat memanfaatkan
kecanggihan internet dalam mempromosikan perpustakaannya.
terima kasih, sangat bermanfaat dan bisa dijadikan referensi
BalasHapus