PENGANTAR PENGEMBANGAN
KOLEKSI
RUANG LINGKUP KEGIATAN
PENGEMBANGAN KOLEKSI
Perpustakaan dan unit
informasi lainnya mempunyai tujuan utama, yaitu untuk membantu dalam transfer
informasi dan pengembangan pengetahuan.
Menurut Evans (2000) dalam Developing
library and information center collection, ia menggambarkan proses transfer
informasi dengan menggunakan 9 lingkaran kegiatan yang terus berputar secara
berkesinambungan. Proses transfer informasi tersebut dalam Gambar 1.1.
![]() |
Gambar
1.1
Diagram
Transfer Informasi
Transfer informasi dapat
digambarkan sebagai proses kegiatan yang berkesinambungan, yang terdiri dari
9 komponen kegiatan, yaitu:
1.
Identifikasi
2.
Seleksi
3.
Pengadaan
4.
Organisasi
5.
Pengolahan
6.
Penyimpanan
7.
Interprestasi
8.
Pemanfaatan
9.
Penyebaran
Proses perputaran transfer
informasi tersebut diawali dari tahap identifikasi, yaitu suatu kegiatan untuk
memilih antara informasi yang tepat dengan yang tidak tepat. Dalam dunia
informasi dikenal dengan istilah ledakan informasi. Dengan adanya kondisi
tersebut, diperlukan kegiatan seleksi untuk mendapatkan informasi yang tepat
atau penting. Setelah melakukan pengadaan informasi, kegiatan selanjutnya
adalah melakukan pengaturan informasi menjadi beberapa cara. Kegiatan
selanjutnya adalah tahap persiapan untuk penyimpanan informasi, artinya
informasi harus mudah dicari kembali. Seringkali pengguna membutuhkan bantuan
untuk mendapatkan informasi yang diinginkan. Pada akhirnya, pengguna
memanfaatkan informasi tersebut dan menyebarkan hasil dari pekerjaan mereka
pada lingkungan internal maupun eksternal atau keduanya. Proses ini
terus-menerus berlangsung secara berkesinambungan selama perpustakaan itu ada.
A.
Koleksi
Perpustakaan
Salah satu komponen
perpustakaan adalah koleksi. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan koleksi
perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan. diolah, dan disimpan
untuk disebarluaskan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan informasi
mereka. Adapun tujuan penyediaan koleksi perpustakaan adalah untuk menunjang
pelaksanaan program lembaga induknya.
Bahan pustaka yang tersedia
di perpustakaan dapat dikelompokkan dalam dua bentuk sebagai berikut:
1.
Tercetak
a.
Buku/monograf
adalah terbitan
yang mempunyai satu kesatuan yang utuh, dapat terdiri dari satu jilid atau
lebih.
Terbitan yang
termasuk dalam kelompok ini adalah buku, laporan penelitian, skripsi, tesis,
dan disertasi.
b.
Bukan
buku
1)
Terbitan
berseri adalah terbitan yang diterbitkan terus-menerus dalam jangka waktu
terbit tertentu, dapat berupa harian, mingguan, bulanan, dan sebagainya.
2)
Peta
3)
Gambar
4)
Brosur,
pamflet, booklet
5)
Makalah,
merupakan karya yang mempunyai nilai sementara, tidak diolah sebagaimana bahan
pustaka lainnya.
2.
Tidak
tercetak
a.
Rekaman
gambar, seperti film, video CD, mikrofilm, dan mikrofis.
b.
Rekaman
suara, seperti piringan hitam, CD, kaset.
c.
Rekaman
data magnetik/digital, seperti karya dalam bentuk disket, CD dan pangkalan
data, dan yang dikemas secara on-line.
Semua jenis perpustakaan
mengelola koleksi perpustakaan. Berikut ini adalah ragam koleksi yang
selayaknya tersedia di perpustakaan:
1.
Koleksi
rujukan
Koleksi rujukan
merupakan tulang punggung perpustakaan dalam menyediakan informasi yang akurat.
Berbagai bentuk
dan jenis informasi, seperti data, fakta, dapat ditemukan dalam koleksi
rujukan. Oleh karena itu, perpustakaan perlu melengkapi koleksinya dengan
berbagai jenis koleksi rujukan, seperti ensiklopedia umum dan khusus, buku
pegangan/handbook, pedoman/manual, direktori, abstrak, indeks,
bibliografi, biografi, atlas, berbagai standar, dan sebagainya dalam bentuk
buku maupun non buku ataupun noncetak.
2.
Bahan
ajar
Bahan ajar
ditujukan bagi perpustakaan perguruan tinggi, sekolah, dan perpustakaan lembaga
pendidikan lainnya. Bahan ajar berfungsi untuk memenuhi tujuan kurikulum.
3.
Terbitan
berseri
Koleksi ini
bertujuan untuk melengkapi informasi yang tidak terdapat di dalam bahan ajar
dan bahan rujukan. Perpustakaan melanggan bermacam-macam terbitan berseri,
seperti majalah umum, majalah ilmiah, dan surat kabar.
4.
Terbitan
pemerintah
Berbagai
terbitan pemerintah, seperti lembaran negara, himpunan peraturan negara,
kebijakan, laporan tahunan, pidato resmi sering juga dimanfaatkan oleh para
pemakai perpustakaan.
5.
Muatan
lokal (Local Content)
Muatan lokal,
meliputi koleksi lokal (local collection) dan literatur kelabu (grey
literature).
Koleksi lokal
meliputi bahan pustaka tentang suatu topik yang sifatnya lokal. Sedangkan
literatur kelabu meliputi semua karya ilmiah dan non-ilmiah yang dihasilkan
oleh suatu perguruan tinggi atau lembaga induk lainnya dari perpustakaan yang
bersangkutan. Yang termasuk literatur kelabu antara lain:
a.
Skripsi,
tesis, dan disertasi
b.
Makalah
seminar, simposium, konferensi
c.
Laporan
penelitian, dan laporan kegiatan lainnya
d.
Publikasi
internal, termasuk majalah, buletin
6.
Bahan
bacaan untuk rekreasi intelektual
Perpustakaan
perlu menyediakan bahan bacaan atau bahan lain untuk keperluan rekreasi
intelektual dan bahan bacaan lain yang memperkaya khasanah pengguna.
Berbagai macam
koleksi tersebut bisa disediakan dalam bentuk cetak maupun noncetak karena
dengan adanya teknologi informasi, saat ini banyak informasi disajikan dalam
berbagai media, seperti bentuk elektronik maupun bahan pandang dengar.
B.
Pengembangan
Koleksi
Pengembangan
koleksi merupakan suatu proses universal untuk perpustakaan karena setiap
perpustakaan akan membangun koleksi yang kuat demi kepentingan pengguna
perpustakaan. Kegiatan membangun koleksi perpustakaan tersebut dikenal dengan
istilah pengembangan koleksi.
Pengembangan
koleksi merupakan terjemahan dari istilah collection development, yang
dalam The ALA Glossary of Library and Information Science (1983) didefinisikan
sebagai berikut:
A term which
encompasses a number of activities related to the development of the library
collection, including the determination and coordination of selection policy,
assessment of needs of users and potential users, collection use studies,
collection evaluation, identification of collection needs, selection of
materials, planning for resource sharing, collection maintenance, and weeding.
Dari definisi
di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan koleksi merupakan suatu proses
kegiatan yang mencakup sejumlah kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan
koleksi perpustakaan, termasuk menetapkan dan koordinasi terhadap kebijakan
seleksi, penilaian terhadap kebutuhan pengguna dan pengguna potensial, kajian
penggunaan koleksi, evaluasi koleksi, identifikasi kebutuhan koleksi, seleksi
bahan pustaka, perencanaan untuk bekerjasama, pemeliharaan koleksi, dan
penyiangan.
Ruang lingkup
kegiatan pengembangan koleksi sangat luas cakupannya, tidak hanya melakukan
pengadaan bahan pustaka, tetapi juga melakukan pembinaan terhadap koleksi
tersebut sehingga istilah pengembangan koleksi juga dikenal dengan istilah
pembinaan koleksi, pembinaan bahan pustaka, dan pengadaan bahan pustaka.
Proses pengembangan koleksi
terdiri dari 6 komponen kegiatan, yaitu:
1.
Analisis
masyarakat, dalam hal ini masyarakat pengguna
2.
Kebijakan
seleksi
3.
Seleksi
4.
Pengadaan
5.
Penyiangan
6.
Evaluasi
![]() |
Gambar 1.2.
Proses
Pengembangan Koleksi
Dalam diagram di atas,
terlihat adanya pengaruh langsung dari masyarakat terhadap ke enam komponen
tersebut. Anggota masyarakat ikut berpengaruh dalam proses kegiatan pengembangan
koleksi, karena tujuan utama dibentuknya perpustakaan adalah memberikan
informasi yang terbaik yang dibutuhkan masyarakat yang dilayaninya.
Menurut Evans (2000), dalam
Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2005) telah dijelaskan perincian
kegiatan pengembangan koleksi, yang terdiri dari:
1.
Menentukan
kebijakan umum pengembangan koleksi
Kebijakan pengembangan
koleksi untuk setiap jenis perpustakaan adalah sama, yaitu didasari pada asas:
a.
Kerelevanan
b.
Berorientasi
pada kebutuhan pengguna
c.
Kelengkapan
d.
Kemutakhiran
e.
Kerja
sama
2.
Menentukan
kewenangan, tugas, dan tanggung jawab semua unsur yang terlibat dalam pengembangan
koleksi
Setiap
perpustakaan membentuk struktur organisasi yang terdiri dari:
a.
Kepala
Kepala
perpustakaan berhak menetapkan pengadaan bahan pustaka yang telah diseleksi.
b.
Bagian
administasi
c.
Bagian
layanan teknis
Bagian layanan
teknis merupakan bagian yang mengurus masalah pengembangan koleksi
perpustakaan. Tugas bagian ini adalah menentukan kebijakan pengembangan koleksi,
memilih dan mengadakan bahan pustaka yang tepat, dan mengolah bahan pustaka,
kemudian disimpan dalam rak dan dimanfaatkan oleh pengguna.
d.
Bagian
layanan pengguna
Gambar struktur
organisasinya dapat dilihat berikut ini:
![]() |
|||
![]() |
Gambar 1.3.
Struktur Organisasi Minimal Perpustakaan
Pemilihan bahan
pustaka dilakukan oleh tim seleksi yang terdiri dari:
a.
Pustakawan
b.
Tenaga
pengajar dan peneliti
c.
Mahasiswa
d.
Unit
kerja lainnya apabila diperlukan
Pada
perpustakaan khusus, dilibatkan juga para peneliti ataupun pengguna lain yang
berasal dari lembaga induknya. Sedangkan untuk perpustakaan umum, tokoh
masyarakat dan penyandang dana bisa dilibatkan dalam kegiatan pengembangan
koleksi.
Sebuah
perpustakaan yang besar, bisa memperluas organisasinya dengan mempunyai
bidang/bagan khusus pengembangan koleksi. Hal ini diperlukan jika volume pengembangan
koleksinya begitu besar sehingga tidak cukup ditangani oleh sebuah sub
bagian/sub bidang.
Berikut adalah
contoh gambar struktur organisasi perpustakaan
dengan volume pengembangan koleksi yang besar.
![]() |
|||
![]() |
Gambar 1.4.
Organisasi Perpustakaan dengan Volume
Pengembangan Koleksi yang Besar
3.
Mengidentifikasi
kebutuhan pengguna
Kajian
informasi bisa dilakukan dengan cara melakukan observasi terhadap pengguna yang
datang, informasi apa yang biasanya dicari.
4.
Memilih
dan mengadakan bahan pustaka melalui pembelian, tukar-menukar hadiah, dan
penerbitan sendiri menurut prosedur yang tertib.
Dalam melakukan
pemilihan bahan pustaka, diperlukan alat bantu yang biasa digunakan, seperti:
a.
Katalog
penerbit
b.
Bibliografi
c.
Tinjauan
dan resensi
d.
Pangkalan
data perpustakaan lain
e.
Sumber-sumber
lain dari internet
f.
Silabus
mata kuliah
5.
Merawat
bahan pustaka
Perawatan bahan
pustaka dapat dikategorikan dalam 3 jenis, yaitu:
a.
Perawatan
dari segi fisik bahan pustaka
b.
Perawatan
koleksi (isi dari keseluruhan koleksi)
c.
Perawatan
dari segi teknologi dan media
6.
Menyiangi
koleksi
Penyiangan
koleksi adalah pemilahan bahan pustaka yang dinilai tidak bermanfaat lagi bagi
perpustakaan. Tujuannya adalah untuk:
a.
membina
dan memperbaiki nilai pelayanan informasi oleh perpustakaan
b.
memperbaiki
penampilan dan kinerja perpustakaan
c.
meningkatkan
daya guna dan hasil guna ruang koleksi
7.
Mengevaluasi
koleksi
Evaluasi
koleksi adalah upaya menilai daya guna dan hasil guna koleksi dalam memenuhi
kebutuhan pengguna serta program lembaga induknya.
Tujuan evaluasi
koleksi adalah:
a.
Mengetahui
mutu, lingkup, dan kedalaman koleksi
b.
Menyesuaikan
koleksi dengan tujuan dan program perpustakaan serta lembaga induknya
c.
Mengikuti
perubahan, perkembangan, sosial budaya, ilmu dan teknologi
d.
Meningkatkan
nilai informasi
e.
Mengetahui
kekuatan dan kelemahan koleksi
f.
Menyesuaikan
kebijakan penyiangan koleksi
MENGENAL JENIS PERPUSTAKAAN
DAN JENIS BAHAN PUSTAKA
Perpustakaan berasal dari
kata dasar pustaka, yang dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia artinya kitab, buku.
Dalam ALA Glossary and Information Science (1983), istilah perpustakaan
diterjemahkan sebagai berikut.
Perpustakaan adalah koleksi
bahan:
1.
yang
diatur supaya kelompok pengguna yang menjadi target perpustakaan dapat
mendekati koleksi bahan tersebut dari segi fisik, segi bibliografis, dan segi
intelektual.
2.
yang
dikelola oleh staf terlatih yang memberikan berbagai jasa dan program yang
berkaitan dengan kebutuhan informasi dari kelompok pengguna.
Koleksi bahan adalah bahan
perpustakaan yang merupakan terjemahan dari Library materials. Istilah
lain untuk bahan tersebut dikenal dengan istilah dokumen, terjemahan dari kata document.
Sedangkan kumpulan bahan pustaka yang terdapat di perpustakaan dikenal dengan
istilah koleksi perpustakaan.
Menurut Sulistyo-Basuki
(1991) bahan pustaka mencakup:
1.
karya
cetak atau karya grafis, seperti buku, majalah, surat kabar, disertasi,
laporan.
2.
karya
non-cetak atau karya rekam, seperti piringan hitam, rekaman audio, kaset, dan
video.
3.
bentuk
mikro, seperti mikrofilm, mikrofis, dan microopaque.
4.
karya
dalam bentuk elektronik yang dikenal dengan istilah sumber daya elektronik,
seperti disket, pita magnetik, dan selongsong elektronik (cartridge)
yang diasosiasikan dengan komputer.
A.
Tujuan
dan Jenis Perpustakaan
Tujuan atau fungsi perpustakaan
yaitu:
1.
Menunjang
program pendidikan dan penelitian
2.
Memenuhi
kebutuhan akan informasi
3.
Memenuhi
kebutuhan sosial
4.
Memenuhi
kebutuhan kultural dan spiritual masyarakat
5.
Memenuhi
kebutuhan akan rekreasi
6.
Berfungsi
sebagai repository atau perpustakaan deposit
Berikut adalah jenis
perpustakaan beserta tujuannya dan masyarakat yang dilayaninya:
1.
Perpustakaan
Umum
Perpustakaan
umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dan mempunyai
tujuan sebagai berikut:
a.
Pendidikan,
yaitu untuk mengembangkan diri, bagi semua tingkatan usia baik untuk perorangan
maupun kelompok.
Tujuan ini
dikenal dengan konsep pendidikan seumur hidup.
b.
Informasi,
yaitu sebagai sumber informasi yang akurat dan mutakhir.
c.
Kebudayaan,
yaitu untuk mendorong partisipasi dan apresiasi dalam berbagai kegiatan
kebudayaan.
d.
Rekreasi,
yaitu untuk membantu masyarakat baik perorangan maupun kelompok untuk mengisi
waktu luang dengan kegiatan yang positif.
Masyarakat yang
dilayani suatu perpustakaan umum sangat heterogen, yaitu:
a.
Kategori
perpustakaan umum, yaitu perpustakaan daerah, kotamadya, kabupaten, desa, atau
perpustakaan masjid.
b.
Ukuran
perpustakaan, yaitu besar, sedang, atau kecil.
c.
Lokasi
perpustakaan, yaitu di daerah industri, pertanian, pesisir, dekat kota besar,
kota besar, kota kecil, desa, atau daerah terpencil.
d.
Komposisi
penduduk, yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan formal, pekerjaan,
penghasilan, dan agama.
2.
Perpustakaan
Perguruan Tinggi
Perpustakaan
perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan
bawahannya, maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi.
Perpustakaan
perguruan tinggi bertujuan menunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu:
a.
Pendidikan
dan pengajaran untuk menunjang kurikulum pendidikan dan pengajaran.
b.
Penelitian
untuk menunjang program penelitian.
c.
Pengabdian
pada masyarakat untuk menunjang program-program pemberdayaan masyarakat.
Masyarakat yang
dilayani perpustakaan perguruan tinggi lebih homogen jika dibandingkan dengan
perpustakaan umum, karena:
a.
Masyarakat
perguruan tinggi mempunyai tujuan yang sama.
b.
Kelompok
umur yang rata-rata sama.
c.
Latar
belakang pendidikan yang sama.
Koleksi
perpustakaan perguruan tinggi tidak seragam karena adanya perbedaan dalam:
a.
Jenis
perguruan tingi (universitas, akademi atau sekolah tinggi).
b.
Tingkat
pendidikan (jenjang diploma, S1, S2, dan S3).
c.
Prioritas,
mengutamakan untuk program S1 atau S2.
d.
Jumlah
mahasiswa.
e.
Program
studi, terdiri dari banyak program atau sedikit program.
3.
Perpustakaan
Sekolah
Perpustakaan
sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola
sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan.
Tujuannya
adalah untuk:
a.
Pendidikan,
menunjang kurikulum pendidikan.
b.
Informasi,
membekali siswa dengan keterampilan mencari, mengolah, dan mengevaluasi
informasi.
c.
Pengembangan
pribadi dan watak.
d.
Penelitian
sederhana dan rekreasi.
4.
Perpustakaan
Khusus
Perpustakaan
khusus dapat merupakan perpustakaan sebuah departemen, lembaga negara, lembaga
penelitian, organisasi masa, industri, maupun perusahaan swasta.
Tujuan utama
perpustakaan khusus adalah menunjang kegiatan bahan induknya.
5.
Perpustakaan
Nasional
Perpustakaan
nasional pada umumnya diselenggarakan oleh negara.
Fungsi utama
Perpustakaan Nasional adalah menyiapkan semua bahan pustaka yang tercetak dan
terekam yang diterbitkan di suatu negara.
B.
Jenis
Bahan Pustaka
Jenis bahan pustaka yaitu:
1.
Karya
cetak
Karya cetak
adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak, seperti:
a.
Buku
Buku atau
dikenal juga dengan istilah monograf adalah bahan pustaka yang merupakan satu
kesatuan yang utuh dan tidak berseri.
Berdasarkan
standar dari UNESCO, tebal buku paling sedikit 48 halaman tidak termasuk kulit
maupun jaket buku. Contohnya adalah buku teks, buku rujukan, buku fiksi. Setiap
buku biasanya dilengkapi dengan nomor standar yang unik dan bersifat
internasional, yaitu ISBN (International Standard Book Number).
b.
Terbitan
berseri
Terbitan
berseri adalah bahan pustaka yang direncanakan untuk diterbitkan terus-menerus
dengan jangka waktu terbit tertentu.
Yang termasuk
terbitan berseri adalah harian (surat kabar), majalah (mingguan, bulanan),
buletin, jurnal, warta/newsletter, laporan yang terbit dengan jangka
waktu tertentu, seperti laporan tahunan, triwulan.
Setiap terbitan
berseri biasanya dilengkapi dengan nomor standar yang bersifat internasional,
yaitu ISSN (International Standard Serial Number).
2.
Karya
noncetak
Karya noncetak
meliputi bahan pustaka di mana informasi yang disampaikannya bisa dalam bentuk
suara, gambar, teks, dan juga kombinasi dua atau tiga bentuk di atas.
Dalam ALA Glossary istilah untuk karya
jenis ini disebut dengan nonbook materials (bahan nonbuku). nonprint
materials (bahan noncetak), dan audiovisual (bahan pandang dengar).
Jenis bahan
pustaka ini adalah:
a.
Rekaman
suara
Yang termasuk
dalam rekaman suara adalah piringan hitam, pita, kaset, dan cakram (disk).
Jika dilihat dari segi isi, yaitu rekaman musik, sandiwara, pembacaan puisi,
wawancara, seminar, ceramah, pelajaran bahasa.
b.
Film
(gambar hidup) dan rekaman video
1)
Film
Film adalah
gambar hidup yang merupakan perkembangan dari gambar biasa.
Film
diproyeksikan secara mekanis melalui lensa proyektor, dan pada layar terlihat
gambar yang hidup. Ada 2 macam gambar hidup, yaitu film yang bersuara dan film
bisu. Dilihat dari segi fisiknya ada 3 macam film, yaitu film yang berukuran 8
mm, 16 mm, dan 35 mm. Alat bantu untuk melihatnya adalah proyektor dan layar.
2)
Rekaman
video
Rekaman video
adalah istilah yang mencakup semua bentuk video, di antaranya yang berbentuk
kaset, gulungan, dan cakram (disk). Alat bantu untuk melihatnya adalah
VCR (Video Cassette Recorder), televisi, dan sekarang bisa dilihat
melalui monitor komputer.
3)
Bahan
grafika
Yang termasuk
jenis bahan pustaka ini adalah bahan pustaka yang harus diproyeksikan, di
antaranya:
·
Filmstrip
adalah
selongsongan film yang memuat gambar dalam urutan tertentu yang diproyeksikan
satu per satu.
·
Slide
adalah gambar
dalam suatu media film atau bahan transparan lain yang harus dilihat dengan
bantuan proyektor slide.
Biasanya
dipasang dalam bingkai kaku berukuran 5x5 cm. Jumlah slide untuk setiap
judul bahan pustaka tergantung dari jumlah informasi yang dibuatnya, bisa 20
atau 30 slide untuk setiap judulnya.
·
Transparasi
adalah selembar
bahan transparan yang berisi gambar dan dirancang untuk digunakan dengan overhead
projector atau kotak sinar.
4)
Bahan
kartografi
Bahan kartografi
adalah semua karya yang merupakan representasi grafika dari bumi, bagian bumi,
matahari, bulan, planet-planet, dan badan-badan ruang angkasa lainnya.
Bahan pustaka
ini dapat berbentuk peta dua dimensi atau tiga dimensi, peta ruang angkasa,
atlas, bola dunia, dan foto udara.
5)
Bentuk
mikro
Bentuk mikro
adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan semua bahan pustaka yang
menggunakan media film dan tidak dapat dibaca tanpa menggunakan alat bantu,
yaitu microreader.
Contoh bentuk
mikro adalah:
·
Mikrofilm
adalah bentuk
gulungan film, berukuran 16 mm dan 35 mm.
·
Mikrofis
adalah bentuk
lembaran sebesar kartu pos, berukuran 4x6 inchi atau 3x5 inchi.
·
Aperture
card
adalah satu
lembar microfilm ukuran 35 mm yang ditempelkan pada lembaran kartu.
Bentuk aperture
card sangat cocok untuk menyimpan bahan pustaka teknik (technical
drawing) termasuk peta-peta.
·
Microfilm
cartridge
Bentuknya sama
dengan mikrofilm ukuran 16 mm, tetapi selain ditempatkan pada suatu kemasan
film juga diberikan suatu tanda agar pada waktu membacanya atau mencari salah
satu bahan pustaka yang ada di dalamnya dapat dilakukan secara otomatis.
·
Microfilm
jackets
adalah bentuk
mikrofilm (umumnya ukuran 16 mm) yang dimasukkan ke dalam kantong plastik
transparan yang mempunyai jalur-jalur (sebanyak 5 atau 7 jalur) dan berisi 12
atau 14 lembar.
6)
Sumber
daya elektronik
Contoh sumber daya
elektronik adalah CD-ROM (Compact Disc Read Only Memory), disket, bahan
pustaka yang dilayankan secara on-line, seperti journal online.
Untuk membacanya diperlukan perangkat keras yaitu komputer.
C.
Penerbitan
Bahan Pustaka
Bahan pustaka terbitan
suatu instansi yang tidak diterbitkan secara komersial disebut dengan istilah grey
literature. Bahan pustaka tersebut biasanya hanya disimpan di perpustakaan,
sedangkan yang diterbitkan secara komersial disebarluaskan dan akhirnya bisa
dimanfaatkan oleh pembeli ataupun pembaca di perpustakaan.
![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
|||||
Gambar
1.5.
Diagram
Rangkaian Komunikasi Penyebaran Bahan Pustaka
Berikut adalah komponen dari
sistem distribusi di atas:
1.
Pengarang
Pengarang
adalah seseorang, kelompok orang maupun sebuah instansi yang menciptakan suatu
karya baik yang berbentuk buku ataupun nonbuku.
2.
Penggandaan
dan penyebarluasan karya ciptaan
Upaya pengarang
untuk menggandakan dan menyebarluaskan karya ciptaannya tidak dapat dilakukan
oleh pengarang sendiri, karena memerlukan faktor-faktor tertentu, di antaranya
dana, sumber daya manusia, dan keterampilan. Untuk itu, pengarang harus mencari
rekan yang bisa diajak untuk bekerja sama, yaitu penerbit.
Penerbit adalah
pihak yang bertanggung jawab terhadap biaya, isi, intelektual terbitan, dan
distribusinya.
Jenis penerbit
ada 2 macam, yaitu:
a.
Penerbit
komersial
adalah
perusahaan yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari penjualan hasil
penerbitannya.
b.
Penerbit
nonkomersial
merupakan
bagian dari suatu lembaga ilmiah, lembaga pendidikan, dan lembaga pemerintahan
yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan penerbitannya.
3.
Toko
buku
Untuk
menyebarluaskan penulisan pengarang, tidak mungkin dapat dilakukan sendiri oleh
penerbit, tetapi diperlukan berbagai macam saluran yang ada di luar perusahaan,
seperti toko buku, jobber, pusat penjualan buku, eksportir buku.
4.
Perpustakaan
Pembuatan suatu
karya oleh pengarang bertujuan untuk diketahui oleh masyarakat luas sesuai
dengan kebutuhannya. Produsen dalam hal ini penerbit bahan cetak maupun
noncetak melakukan distribusi bahan pustaka tersebut melalui berbagai cara yang
akhirnya diketahui oleh masyarakat, yaitu:
a.
Jobber,
yaitu agen
dari penerbit yang melakukan penjualan terbitan.
b.
Keanggotaan
c.
Penjualan
langsung
d.
Toko
buku
e.
Perpustakaan
Ada beberapa
cara yang digunakan oleh penerbit buku dan nonbuku untuk pemberitahuan ini,
yaitu:
a.
Menyebarkan
lembaran yang berisi informasi tentang isi dan wujud buku yang akan atau telah
diterbitkan (blurbs).
b.
Menyusun
dan menyebarkan katalog terbitan baru secara periodik pada waktu-waktu
tertentu, misalnya triwulan.
c.
Menerbitkan
katalog tahunan yang memuat semua terbitan yang masih ada dalam persediaan.
d.
Memasang
iklan dalam surat kabar atau majalah.
A.
Kesimpulan
Tujuan utama dari
perpustakaan dan unit informasi lain adalah untuk membantu dalam transfer
informasi dan pengembangan pengetahuan. Transfer informasi tersebut terdiri
dari 9 komponen kegiatan yaitu:
10.
Identifikasi
11.
Seleksi
12.
Pengadaan
13.
Organisasi
14.
Pengolahan
15.
Penyimpanan
16.
Interprestasi
17.
Pemanfaatan
18.
Penyebaran
Bahan pustaka yang tersedia
di perpustakaan terdiri dari dua bentuk, yaitu:
1.
Tercetak,
yang terdiri dari:
a.
Buku/monograf
b.
Bukan
buku
6)
Terbitan
berseri
7)
Peta
8)
Gambar
9)
Brosur,
pamflet, booklet
10)
Makalah
2.
Tidak
tercetak
a.
Rekaman
gambar, seperti film, video CD, mikrofilm, dan mikrofis.
b.
Rekaman
suara, seperti piringan hitam, CD, kaset.
c.
Rekaman
data magnetik/digital, seperti karya dalam bentuk disket, CD dan pangkalan
data, dan yang dikemas secara on-line.
Sedangkan perincian
kegiatan-kegiatan pengembangan koleksi, yaitu:
1.
Menentukan
kebijakan umum pengembangan koleksi.
2.
Menentukan
kewenangan, tugas, dan tanggung jawab semua unsur yang terlibat dalam pengembangan
koleksi.
3.
Mengidentifikasi
kebutuhan pengguna.
4.
Memilih
dan mengadakan bahan pustaka.
5.
Merawat
bahan pustaka.
6.
Menyiangi
bahan pustaka.
7.
Mengevaluasi
koleksi
Jenis perpustakaan yang ada
di Indonesia terdiri dari:
1.
Perpustakaan
Umum
2.
Perpustakaan
Perguruan Tinggi
3.
Perpustakaan
Sekolah
4.
Perpustakaan
Khusus
5.
Perpustakaan
Nasional
Sedangkan jenis bahan pustakanya
yaitu:
3.
Karya
cetak
a.
Buku
b.
Terbitan
berseri
4.
Karya
noncetak
c.
Rekaman
suara
d.
Film
(gambar hidup) dan rekaman video
B.
Saran
Seorang pustakawan yang
ditugaskan di bidang pengembangan koleksi harus diberi pengetahuan dasar
tentang pengembangan koleksi. Pengetahuan dasar tentang pengembangan koleksi
sangat penting karena berkaitan dengan koleksi yang akan dibangun,
siapa yang melaksanakannya dan bagaimana proses dalam pengembangan koleksi.
Jika pengetahuan dasar tentang
pengembangan koleksi sudah dipahami, diharapkan bisa mengetahui tujuan
perpustakaan dan siapa pemakainya. Di samping itu, pustakawan juga perlu
mengenal dan mengetahui organisasi dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan
koleksi, ruang lingkup kegiatan pengembangan koleksi, mengenal berbagai jenis
perpustakaan, tujuan perpustakaan, dan jenis-jenis bahan pustaka, serta
mengetahui rangkaian distribusi bahan pustaka.
Sehingga, perpustakaan yang
dikelolanya bisa lebih maju dan memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat
pengguna karena mempunyai sumber daya pustakawan yang berkualitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar