Total Tayangan Halaman

Rabu, 29 Agustus 2012

MENUJU GREEN LIBRARY RAMAH AKAN LINGKUNGAN

Perpustakaan adalah gedung yang sangat vital di lingkungan kehidupan Perguruan Tinggi. Pada dasarnya, sebuah gedung perpustakaan dibangun guna menjadi pusat kegiatan mahasiswanya. Ketika pertama kali seseorang masuk di lingkungan perguruan tinggi, umumnya seseorang lebih tertarik untuk mengetahui lebih dahulu tentang gedung ini sebagai salah satu sumber informasi dan pengetahuan. Sehingga pada akhirnya mereka sering melaksanakan segala aktivitasnya di gedung yang satu ini. Mereka berkunjung bukan hanya sekedar meminjam buku, mempelajari, dan meneliti. Namun, bertemu teman-teman mereka, bahkan lebih menarik daripada bertemu di suatu tempat yang lebih kental akan keramaian dan hiruk-pikuk.
Perpustakaan memiliki makna lebih dari yang diharapkan daripada sebuah simbol untuk belajar. Faktanya, tren yang berkembang saat ini lebih dari itu. Perpustakaan ini melayani fungsi sosial yang penting sebagai tempat berkumpul bahkan bersosialisasi yang dibentuk khusus untuk menampung kolaborasi dan mendorong interaksi kegiatan di seluruh aspek, bukan terpaku lagi dengan kegiatan belajar mengajar yang monoton. Sehingga lambat laun, perilaku penggunanya pun terbentuk mengikuti desain yang terjadi. Perpustakaan bukan hanya sebagai bangunan formal, namun lebih pada bangunan yang fleksibel mengikuti perkembangan zaman, tidak menimbulkan banyak kerugian, dan pemborosan sumber daya alam. Oleh karena itu, pemanfaatan green library dirasa sangat tepat dalam meningkatkan kinerja kepustakawanan, namun juga tetap memperhatikan keadaan lingkungan sekitar.
Green building adalah sebuah konsep yang menawarkan kepada penggunanya untuk meningkatkan efisiensi sumber daya yang dibutuhkan untuk sebuah gedung, rumah, maupun fasilitas lainnya. Sumber daya yang dimaksud adalah energi, air dan material-material pembentuknya. Pada dasarnya, green building menitikberatkan pada masalah keindahan dan keharmonisan antara struktur bangunan maupun lingkungan alamiah disekitarnya dan tidak melupakan pula perbaikan lingkungan, walaupun tidak berbeda dari bangunan lainnya. Green building ini dirancang sedemikian rupa untuk menghemat energi dan harus ramah lingkungan.
Pada dasarnya, esensi Green Building adalah bagaimana bangunan bisa didesain tanpa mengganggu keseimbangan ekologi dan iklim. Artinya konsep ini lebih dari sekedar memiliki penampakan alami dan lebih dari sekedar menggunakan bahan-bahan alami. Kriteria Green Building juga bisa menjadi sangat relatif mengikut kondisi lokasinya yang bisa berbeda-beda. Misalnya, di negara dimana banyak terjadi penebangan hutan secara liar, yang disebabkan oleh tingkat penggunaan kayu yang tinggi di satu pihak dan upaya reboisasi yang kurang memadai di lain pihak. Maka di negara semacam itu, penggunaan kayu akan menjadi sangat membebani lingkungan. Mungkin penggunaan material jenis lain yang akan mengurangi konsumsi atau penggunaan kayu justru akan memberi efek green yang diharapkan.
Sebenarnya, konsep green building ini sudah lama ada di negara-negara maju seperti negara-negara di Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang. Namun, di Indonesia baru akhir-akhir populer dan semakin digalakkan dalam implementasinya. Baik gedung pemerintah, hotel, perumahan, gedung perkuliahan, bahkan gedung sekolah semakin banyak yang menerapkan konsep ini. Hal ini merupakan bukti bahwa sebenarnya pemerintah telah berupaya keras dalam peningkatan kesadaran lingkungan hidup.
Salah satu pembangunan yang spektakuler di Indonesia adalah konsep sustainable oleh Perpustakaan Universitas Indonesia, dimana kebutuhan energi yang dibutuhkan akan menggunakan sumber energi yang terbaharukan dengan menggunakan energi matahari. Konsep ini berorientasi pada lingkungan hidup (penghijauan kampus), pemanfaatan ruang, efisiensi energi, penggunaan air, pengolahan limbah, dan sistem transportasi yang ramah lingkungan.
Munculnya green library juga memberikan dampak yang positif bagi kemajuan bidang perpustakaan. Walaupun konsep yang digunakan adalah green library, perpustakaan masih tetap memperhatikan penyampaian informasi yang selalu actual. Namun konsep pemanfaatan green library ini juga masih memiliki banyak kendala. Memang dibutuhkan biaya yang mahal untuk pengadaan dan perawatan bangunannya. Tidak semua (bahkan jarang) perpustakaan di Indonesia dapat menerapkan ini, mengingat anggaran yang diberikan pemerintah sedikit, sedangkan biaya operasionalnya tinggi. Tapi setidaknya, Indonesia memiliki pilar-pilar yang dapat dijadikan contoh yang baik, sehingga untuk kedepannya impian ini bisa terwujud secara sempurna. Kalau tidak sekarang, kapan lagi

PENGANTAR ILMU PERPUST

Perpustakaan merupakan tempat terkumpulnya bahan pustaka baik tercetak maupun terekam yang dikelola secara teratur dan sistematis, disamping itu perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka sebagai hasil bidaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan bangsa dan menunjang pelaksanan pembangunan nasional. Hal ini tertuangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 45 (ayat 1) yang menyebutkan bahwa Setiap satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan saraana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi pisik, kecerdasan intelektual, soosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik. Sarana yang dimaksud meliputi perpustakaan, laboratorium,dan sarana lain untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar,berdasarkan hal tersebut, guna memberikan layanan secara merata kepada masyarakat untuk memanfaatkan perpustakan sebagai sumber informasi dan pengetahuan yang berhasil guna dan berdaya guna.
Perpustakan harus mempunyai daya tarik baik lokasinya, koleksi dan tega yang profesional. Perpustakaan secara umum adalah institusi mengumpulkan bahan pustaka dan pengelola koleksi karya tulis, karya cetak dan/atau karya rekam secara professional dengan system yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian , informasi dan rekreasi para pemustaka atau tempat mengumpulkan bahan pustaka baik tercetak maupun terekam yang dikelola secara teratur dan sistematis untuk didayagunakan oleh Pemustaka.sedangkan yang dimaksud Perpustakaan Sekolah adalah suatu unit kerja yang berada pada lembaga pendidikan sekolah, yang merupakan bagian integral dari sekolah dan merupakan sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah.
Perpustakaan menyediakan tempat atau ruang serta sarana untuk kegiatan belajar masyarakat dan pengguna perpustakaan yang tenang, nyaman, sehingga pengguna betah belajar di perpustakaan. Dengan demikian dapat mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca pada masyarakat pengguna perpustakaan maupun masyarakat luas pada umumnya.
Perpustakaan membantu masyarakat pengguna untuk mengembangkan bakat, ketrampilan, minat dan kegemaran serta membiasakan masyarakat untuk mencari informasi yang diperlukan. Di perpustakaan Penyediaan koleksi hendaknya merupakan dimana masyarakat memperoleh rekreasi yang sehat dan menyenangkan serta mendidik . Disamping itu perpustakaan berfungsi sebagai wahana pendidikan, membantu dalam penelitian dan memberikan informasi yang dibutuhkan serta tempat rekreasi yang sehat bagi pemustaka. Perpustakaan juga berfungsi melestarikan hasil karya bangsa. Perpustakaan juga bertugas untuk membantu pemustaka dalam mengembangkan minat, bakat,kegemaran, kemampuan, serta kebiasaan membaca menuju kebiasaan mandiri.
Adapun jenis-jenis perpustakaan yang ada di Indonesia Yaitu :
  1. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yang berada di ibukota Indonesia, memiliki koleksi nasional dan internasional serta melayani masyarakat Indonesia maupun masyarakat Dunia. Adapun pengolahan bahan pustaka secara baku dan sistematis sehingga memudahkan pemustaka menemukan informasi yang diperlukan.
  2. Perpustakaan Daerah yang berada di Propinsi, menyediakan koleksi terutama untuk keperluan masyarakat tingkat propinsi dan masyarakat sekitar dimana perpustakaan berada. Jenis koleksinya yaitu semua jenis ilmu pengetahuan, fiksi dan koleksi tentang Proinsi dan diterbitkan di Propinsi. Adapun pemustakanya semua lapisan masyarakat seperti Mahasiswa, Pelajar, Pegawai dan masyarakat Umum. Disamping itu Perpustakaan melayani masyarakat yang sulit atau tidak bisa datang keperpustakaan, seperti dilembaga pemasyarakatan baik wanita maupun pria, Panti jumpo, panti asuhan, pondok pesantren dll. Dengan demikian dapat dilayani menggunakan mobil perpustakaan keliling.
  3. Perpustakaan Khusus yang berada di Instansi dan melayani masyarakat intansi tersebut, koleksi yang disediakan untuk membantu kelancaran melaksanakan tugas-tugas intansi, dan menambah pengetahuan dan ketrampilan pegawai atau karyawan –karyawannya, diharapkan dalam melaksanakan tugas selesai sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
  4. Perpustakaan Perguruan Tinggi yang berada di Universitas, dalam menyediakan koleksi hendaknya sesuai dengan dimana Perguruan Tinggi mempunyai jenis Fakultas maupun jurusannya, sehingga dapat melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi dengan baik.
  5. Perpustakaan sekolah yang berada di sekolah Negeri maupun swasta. Ruang atau gedung perpustakaan berada di tempat yang setrategis mudah diketahui dan didatangi masyarakat sekolah. Penyediaan koleksinya yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar siswa dan guru, menambah wawasan, meningkatkan pengetahuan, ketrampilan serta tempat rekreasi yang sehat. Masyarakat sekolah atara lain, Siswa, Guru, Karyawan dan Orang tua murid.
  6. Perpustakaan Umum Kab/Kota yang berada di Kabupaten/ Kota, Perpustakaan yang sifatnya umum diharapkan dapat melayani masyarakat umum disekitar dimana perpustakaan berada dan Perpustakaan Keliling untuk melayani dimana masyarakat sulit atau tidak bisa datang ke perpustakaan. Dalam pengadaan koleksi disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat pengguna atau pemustaka. Dimungkinkan Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota satu dengan yang lain koleksinya berbeda.
  7. Perpustakaan Desa yang berada di Desa yang sifatnya umum dan menyediakan bahan pustaka sesuai dengan masyarakat desa tersebut guna meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, keahlian sehingga dapat meningkatkan tarap hidup atau meningkatkan penghasilan.
  8. Perpustakaan Mobil Keliling merupakan tangan panjang dari Perpustakaan Daerah maupun Perpustakaan Umum. Perpustakaan Mobil keliling, Sepeda motor keliling dan sepeda keliling diperuntukan untuk melayani masyarakat yang tidak bisa datang ke perpustakaan atau jauh dari dimana perpustakaan berada. Adapun kolesinya semua jenis ilmu pengetahuan dan fiksi dan diutamakan koleksi yang sesuai kebutuhan masyarakat desa tersebut.
  9. Perpustakaan Rumah Ibadah yang berada di Rumah Ibadah. Melayani masyarakat rumah ibadah baik Islam, Hindu, Kristen, Bhuda dan lain-lain, adapun koleksinya disesuaikan dengan masyarakat pengguna. Koleksinya diutamakan untuk ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan meningkatkan pengetahuan.
Daftar Bacaan :
  • Pengantar Ilmu Perpustakaan. 1991. Jakarta: Gramedia.
  • IFLA/UNESCO School, Libraries Guidelines, 2004
  • Indonesia. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
  • Indonesia. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan
  • Perpustakaan Nasional 1992, Pedoman Perlengkapan Perpustakaan Sekolah
  • Perpustakaan Nasional 2001, Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah
  • Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
  • Panduan praktis penyelenggaraan perpustakaan sederhana, Jakarta : :P erpustakaan Nasional.
  • Perpustakaan Nasional RI, 1995 : Perpustakaan sekolah petunjuk untuk membina, memakai dan memelihara perpustakaan di sekolah.